kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.706.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.340   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.618   86,45   1,32%
  • KOMPAS100 963   10,57   1,11%
  • LQ45 753   6,24   0,83%
  • ISSI 204   3,07   1,52%
  • IDX30 391   2,33   0,60%
  • IDXHIDIV20 475   7,20   1,54%
  • IDX80 109   1,13   1,05%
  • IDXV30 113   2,27   2,05%
  • IDXQ30 129   1,02   0,80%

Wamen ESDM Ungkap Kilang Baru Berkapasitas 500.000 BPH Dibangun di Pulau Pemping


Kamis, 06 Maret 2025 / 17:48 WIB
Wamen ESDM Ungkap Kilang Baru Berkapasitas 500.000 BPH Dibangun di Pulau Pemping
Wakil Menteri ESDM mengatakan, proyek kilang minyak baru berkapasitas 500.000 bph akan berlokasi di Pulau Pemping, Kepulauan Riau (Kepri).


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan, proyek kilang minyak baru dengan kapasitas 500.000 barel per hari (bph) akan berlokasi di Pulau Pemping, Kepulauan Riau (Kepri).

Sebelumnya, sempat beredar kabar proyek kilang tersebut akan dibangun di Pulau Nipa, yang juga direncanakan sebagai lokasi fasilitas penyimpanan minyak berkapasitas 1 juta bph.

“Akan dibangun di Pemping, dekat Batam,” kata Yuliot di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (6/2).

Yuliot menjelaskan, Pulau Pemping berdekatan dengan Pulau Nipa, tempat pembangunan fasilitas penyimpanan minyak untuk Cadangan Penyangga Energi (CPE) yang sesuai dengan Peraturan Presiden No. 96/2024.

“Itu kan lokasinya berdekatan. Jadi ini merupakan bagian satu ekosistem, yang menjadi satu kesatuan,” kata Yuliot.

Lebih lanjut, Yuliot bilang proyek ini tidak akan menggantikan rencana pembangunan Kilang Tuban (Grass Root Refinery/GRR), yang hingga kini masih menunggu keputusan investasi akhir (Final Investment Decision/FID) dari Rosneft Singapore Pte Ltd.

Baca Juga: ESDM Ungkap Investasi Proyek DME Terbesar dalam Program Hilirisasi

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah akan membangun kilang berkapasitas 500.000 bph serta fasilitas penyimpanan minyak yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan nasional selama 30 hari, sebagaimana diamanatkan dalam perpres.

Kedua proyek ini merupakan bagian dari 21 proyek hilirisasi tahap pertama dengan total investasi mencapai US$40 miliar atau sekitar Rp659,2 triliun. Dana tersebut akan dikelola oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

“Pemerintah akan membangun refinery dengan kapasitas 500.000 bph, yang nantinya menjadi salah satu fasilitas pengolahan minyak terbesar. Ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan energi nasional,” ungkap Bahlil usai rapat dengan Presiden Prabowo di Istana Negara pada Senin (3/3).

Crude storage ini untuk mendukung ketahanan energi nasional, sesuai perpres, sehingga harus menambah kapasitas penyimpanan hingga 30 hari. Salah satu alternatif lokasinya di Pulau Nipa,” lanjutnya.

Sehari setelahnya, Pelaksana Harian Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Tri Winarno menegaskan proyek fasilitas penyimpanan dan kilang minyak akan dibiayai oleh Danantara sebagai bagian dari proyek hilirisasi.

“Sekitar sih [Pulau Nipa] kan kilang antara kilang sama storage kan mestinya enggak jauh-jauh ya. Akan tetapi, ya perlu tempat yang cukup lah, yang pas,” kata Tri, Selasa (4/3).

Menurutnya, kilang ini akan memiliki kapasitas 500.000 bph, sedangkan storage minyak akan mampu menampung hingga 1 juta barel. Ia juga menyebut bahwa sebagian besar minyak yang disimpan kemungkinan berasal dari impor.

“Kan impor bisa. Kilang itu kan dari crude dijadikan entah minyak, entah apapun lah,” ujarnya.

Baca Juga: Dirjen Minerba ESDM, Diangkat Jadi Komisaris MIND ID

Selanjutnya: MitMe.id dan Visiku Jalin Kerja Sama untuk Perkuat Literasi Keuangan UMKM

Menarik Dibaca: Jaga Kebugaran Saat Puasa, Ini Tips Diet Tanpa Nyeri Lambung dari Lighthouse

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×