kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.282.000   -45.000   -1,93%
  • USD/IDR 16.624   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.093   -24,52   -0,30%
  • KOMPAS100 1.125   -4,40   -0,39%
  • LQ45 823   -1,92   -0,23%
  • ISSI 283   -0,49   -0,17%
  • IDX30 433   -0,40   -0,09%
  • IDXHIDIV20 498   -2,95   -0,59%
  • IDX80 126   0,00   0,00%
  • IDXV30 136   -0,02   -0,01%
  • IDXQ30 139   -0,09   -0,06%

Wamen Investasi: Toyota Tertarik Bangun Pabrik Etanol di Indonesia


Selasa, 28 Oktober 2025 / 15:14 WIB
Wamen Investasi: Toyota Tertarik Bangun Pabrik Etanol di Indonesia
ILUSTRASI. Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Todotua Pasaribu.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen otomotif asal Jepang, Toyota Motor Corporation, dikabarkan tengah menjajaki peluang investasi untuk membangun pabrik etanol di Indonesia.

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM Todotua Pasaribu mengungkapkan Toyota menjadi salah satu perusahaan yang menunjukkan minat serius dalam proyek tersebut.

“Ya, bangun pabrik etanol. Toyota salah satu yang tertarik, di luar itu ada beberapa lagi,” ujar Todotua di Jakarta, Selasa (28/10/2025).

Menurut Todotua, Toyota memiliki sejumlah lini kendaraan yang menggunakan hidrogen dan bioetanol sebagai bahan bakar, bahkan mampu beroperasi dengan bioetanol hingga E100. Karena itu, perusahaan tersebut membutuhkan jaminan ketersediaan bahan baku untuk mendukung rantai pasok bioetanolnya.

Baca Juga: Proyek Etanol 10% Dikebut, Bahlil Bakal Beri Insentif kepada Investor

“Maka mereka juga serius untuk masuk kepada pabrik etanol, mudah-mudahan prosesnya lancar, bisa segera realisasi,” ujarnya.

Selain Toyota, minat serupa juga datang dari investor asal Brasil, negara yang dinilai berhasil menerapkan kebijakan mandatori bioetanol. Namun, lokasi pembangunan pabrik belum ditetapkan. Salah satu wilayah potensial adalah Lampung, karena memiliki ketersediaan komoditas bahan baku seperti tebu, singkong, jagung, dan sorgum.

“Komoditinya semuanya ada, sekarang tinggal bagaimana keseriusan kita masuk kepada pabrik yang menghasilkan (etanol) dan keseriusan menjalankan kebijakan E10,” kata Todotua.

Baca Juga: BBM Etanol 10% Siap Berlaku 2026, Dipastikan Tak Ganggu Performa Kendaraan

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan pemerintah akan memberikan insentif bagi investor yang membangun pabrik etanol di dalam negeri. Kebutuhan etanol untuk mendukung program E10 pada 2027 diperkirakan mencapai 1,4 juta kiloliter (KL).

Bahlil menargetkan seluruh kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari produksi domestik, baik dari bahan baku singkong, jagung, maupun tebu. Ia juga mengungkapkan pabrik etanol berbasis tebu kemungkinan besar akan dibangun di Merauke, Papua Selatan, sementara lokasi pabrik berbasis singkong masih dalam tahap pemetaan.

“Kami rencana untuk kebutuhan etanol dipenuhi dari dalam negeri,” tandasnya.

Baca Juga: Kurangi Impor Bensin, Bahlil Targetkan Bahan Bakar Campur Etanol 10% pada 2027

Selanjutnya: Prabowo Izinkan Pemda Berutang ke Pemerintah Pusat, Asosiasi Pemkab Buka Suara

Menarik Dibaca: Cara Berhenti Menerima DM Instagram Tanpa Memblokir, Ikuti Panduan Berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×