kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Waskita Beton (WSBP) gandeng Bank Mandiri percepat pembayaran invoice kepada supplier


Senin, 11 November 2019 / 21:07 WIB
Waskita Beton (WSBP) gandeng Bank Mandiri percepat pembayaran invoice kepada supplier


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten PT Waskita Beton Precast (WSBP, anggota indeks Kompas100 ini, WSBP, anggota indeks Kompas100) menggandeng Bank Mandiri sebagai rekan pengadaan pembiayaan khusus untuk mempercepat penerimaan pembayaran dan memperkuat likuiditas supplier dari WSBP, melalui skema fasilitas accepted invoice financing.

Dengan skema tersebut, Bank Mandiri membantu supplier WSBP mendapatkan percepatan pembayaran, setelah para supplier mendapat persetujuan dan verifikasi tagihan invoice dari WSBP.

Baca Juga: Punya utang jangka pendek Rp 5,03 triliun setahun ke depan, Adhi Karya: Masih aman

Menurut Senior Vice President Bank Mandiri Choirul Anwar, langkah ini akan meningkatkan likuiditas keuangan supplier serta kualitas pengadaan barang dan jasa supplier terhadap WSBP.

Untuk tahap satu, Bank Mandiri menyediakan plafond pembiayaan sebesar Rp 300 Miliar kepada WSBP. Nilai tersebut dapat bertambah tergantung perkembangan dan kebutuhan pendanaan ke depannya.

"Untuk tahap selanjutnya, masih belum tahu berapa dana yang akan dikeluarkan. Kami lihat dulu bagaimana penyerapan Rp300 miliar di tahap satu ini dahulu. Ini semua ditentukan dari kebutuhan, yang pasti kami siap support," ujar Choirul kepada media di Jakarta, Senin (11/11).

Sementara itu, Direktur WSBP Antonius Yulianto Tyas Nugroho menambahkan, dana ini digunakan untuk pembiayaan supplier batu, semen, besi, hingga rekanan transporter.

"Ini dilakukan agar rekanan kami memiliki kelonggaran biaya. Jika sebelumnya harus menunggu pembayaran 180 hari dengan fasilitas SCF (Supply Chain Financing), sekarang bisa ditutupi oleh invoice financing," jelasnya.

Baca Juga: Susun strategi 2020, Adhi Karya (ADHI) masih andalkan proyek pemerintah dan swasta

Dia melanjutkan, hal ini bergantung pula dari perolehan penyerapan masing-masing supplier. Biasanya, pembiayaan kepada supplier menempati porsi 40% dari kontrak.

Choirul menambahkan, untuk bunga yang diberlakukan pun bersaing, sebab resiko pembiayaan relatif terkontrol. "Bunga lebih kompetitif, sebab pembiayaan ini risikonya relatif terkontrol," pungkas Choirul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×