Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto
“Tujuan kami dalam berinvestasi di sektor jalan tol bukan hanya tentang bisnis, melainkan juga didorong semangat untuk berkontribusi terdapat penguatan ekonomi Indonesia melalui peningkatan konektivitas antar daerah,” ungkap Destiawan.
Guna mendukung ekspansi bisnis dan percepatan pembangunan infrastruktur, Waskita Karya aktif mengundang investor lokal maupun asing untuk dapat berpartisipasi dalam pengembangan jalan tol.
“Tahun lalu kami telah berhasil mendapatkan investor strategis untuk 2 konsesi jalan tol yaitu Solo – Ngawi dan Ngawi – Kertosono dengan nilai transaksi mencapai hampir Rp2,5 Triliun,” terang Destiawan.
Selain berperan sebagai investor jalan tol, Waskita juga dipercaya untuk menyelesaikan ruas-ruas tol sebagai kontraktor ruas Jakarta – Cikampek II Elevated yang merupakan jalan tol layang terpanjang di Indonesia, ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung yang membentang sepanjang 185 KM dari Propinsi Lampung hingga Sumatera Selatan, ruas Jakarta – Cikampek Selatan paket III, ruas Salatiga – Kartasura, dan ruas Kunciran - Parigi.
Di pulau Kalimantan dan Sulawesi Waskita juga dipercaya untuk menjadi salah satu kontraktor pelaksana pembangunan ruas Balikpapan – Samarinda dan ruas Manado – Bitung.
Selain terlibat aktif dalam pembangunan jalan tol, Waskita juga memegang peran penting dalam pembangunan infrastruktur lain seperti Light Rail Transit (LRT), Bandara, dan Pelabuhan.
Destiawan menjelaskan, pada tahun 2015, Waskita mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah untuk melaksanakan penugasan pembangunan LRT Sumatera Selatan yang berlokasi di Palembang. LRT sepanjang 23 KM yang dibangun untuk mendukung pelaksanaan Asian Games 2018 tersebut telah beroperasi dan merupakan LRT pertama yang ada di Indonesia.