Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Seolah tidak mau ketinggalan dengan perusahaan konstruksi lain yang sudah terlebih dahulu terjun ke bisnis pembuatan beton pra cetak, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) semakin bernafsu untuk terus menggenjot kinerja di bisnis beton pra cetak.
Malah, perusahaan pelat merah ini berambisi bisnis beton mampu mendongkrak pendapatan. Tak tanggung-tanggung, Waskita berharap bisa memperoleh pendapatan dua kali lipat tahun ini dibanding tahun sebelumnya.
Desi Arryani, Direktur PT Waskita Karya divisi Beton menuturkan, hasil penjualan divisi beton tahun lalu hanya sebesar Rp 447 miliar. Nah, Waskita Karya akan berusaha menggenjot kinerja divisi beton supaya bisa meraup pendapatan hingga Rp 800 miliar sampai akhir tahun ini.
Adanya target yang cukup ambisius ini membuat manajemen Waskita langsung menyiapkan strategi khusus. Bila sebelumnya sebagian besar penjualan beton pra cetak bikinan Waskita untuk keperluan proyek konstruksi perusahaan ini, tahun ini, strateginya mulai berubah.
Perusahaan ini akan mulai memperbanyak penjualan beton Waskita ke pihak luar. "Kami akan ubah komposisi penjualannya, yaitu 50% kami pakai sendiri dan 50% lagi ke pihak swasta," tuturnya lebih lanjut.
Semula, komposisi penggunaan beton Waskita dari hasil penjualan 2013 yang sebesar Rp 447 miliar adalah Rp 320 miliar digunakan sendiri dan sisanya, Rp 127 miliar digunakan pihak swasta.
Nah, dengan target baru ini, komposisinya langsung berubah menjadi Rp 400 miliar akan digunakan sendiri dan Rp 400 miliar dilepas untuk keperluan swasta.
Waskita pun siap memaksimalkan empat pabrik beton pra cetak miliknya. Bila sebelumnya kapasitas produksi beton pra cetak 650.000 ton per tahun, tahun ini akan dipompa hingga 1 juta ton per tahun.
Selama ini, beton buatan Waskita Karya banyak dipakai kontraktor swasta. Tanpa menyebut perusahaannya, Desi hanya mencontohkan proyek jembatan kapuk niaga di Pantai Indah Kapuk menggunakan beton Waskita. "Dari hasil analisis Dutch Bank, kami berada di peringkat kedua diantara BUMN pemain bisnis beton, di bawah Wika Beton,” imbuhnya.
Meski menyebut posisinya di bisnis beton cukup tinggi, sayangnya hingga kini, perusahaan belum mempersiapkan diri untuk melepas divisi betonnya. Menurut Desi, masih terlalu dini untuk membicarakan perihal tersebut. Waskita Karya masih ingin fokus dongkrak tambahan pendapatan dari beton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News