Reporter: Risky Widia Puspitasari | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Banyaknya barang tak sesuai standar yang ditemukan Kementerian Perdagangan disinyalir masuk dari kawasan pesisir Indonesia. Antara lain, Tanjung Pinang, Pontianak, Jambi, Bandung, Batam. Jakarta menjadi tempat strategis untuk memasarkan produk tersebut.
Dirjen Standarisasi Perlindungan Konsumen (SPK) Kemendag, Widodo mengatakan daerah pesisir adalah lokasi rawan untuk masuknya produk gelap. Misalnya di Batam, ada 32 pelabuhan tikus dan di Sumatera bagian timur ada 103 pintu liar. Dan ratusan pelabuhan itu masih lolos dari pengawasan bea cukai. “Harganya bisa dua kali lipat lebih murah dari produk aslinya,” kata Widodo, di kantornya, Rabu (28/5).
Biasanya Kemendag akan melakukan konfirmasi pada produsen resmi produk itu. Seperti yang dilakukan pada salah satu produk gelap yang ditemukan. Dalam kurun waktu Januari – April 2014, ditemukan produk ponsel Samsung Galaxy Note 3 palsu yang penampakkanya sangat mirip dengan aslinya. Ponsel palsu tersebut dihargai sekitar Rp 1,2 juta, padahal aslinya sekitar Rp 5 juta. “Konsumen harusnya tak tergiur barang murah yang harganya jauh dibawah aslinya,” ujar Widodo.
Jika diamati, jarak layar ponsel palsu tersebut lebih lebar dari aslinya. Juga tulisan Samsung diatas berwarna hitam, tapi jika digosok akan berwarna silver seperti aslinya. Sedangkan untuk kemasan luar, di ponsel asli tertulis ‘diimpor oleh PT Samsung Electronics Indonesia’. Rencananya, pemerintah akan mengkonfirmasi ke Samsung untuk memastikan produk tersebut keluaran mereka atau bukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News