kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Waspada, banyak barang palsu masuk dari pesisir


Kamis, 29 Mei 2014 / 11:22 WIB
Waspada, banyak barang palsu masuk dari pesisir
ILUSTRASI. Kemendag menurunkan rasio kuota ekspor minyak sawit mentah dari 1:8 menjadi 1:6. ANTARA FOTO/Rahmad/hp.


Reporter: Risky Widia Puspitasari | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Banyaknya barang tak sesuai standar yang ditemukan Kementerian Perdagangan disinyalir masuk dari kawasan pesisir Indonesia. Antara lain, Tanjung Pinang, Pontianak, Jambi, Bandung, Batam. Jakarta menjadi tempat strategis untuk memasarkan produk tersebut.

Dirjen Standarisasi Perlindungan Konsumen (SPK) Kemendag, Widodo mengatakan daerah pesisir adalah lokasi rawan untuk masuknya produk gelap. Misalnya di Batam, ada 32 pelabuhan tikus dan di Sumatera bagian timur ada 103 pintu liar. Dan ratusan pelabuhan itu masih lolos dari pengawasan bea cukai. “Harganya bisa dua kali lipat lebih murah dari produk aslinya,” kata Widodo, di kantornya, Rabu (28/5).

Biasanya Kemendag akan melakukan konfirmasi pada produsen resmi produk itu. Seperti yang dilakukan pada salah satu produk gelap yang ditemukan. Dalam kurun waktu Januari – April 2014, ditemukan produk ponsel Samsung Galaxy Note 3 palsu yang penampakkanya sangat mirip dengan aslinya. Ponsel palsu tersebut dihargai sekitar Rp 1,2 juta, padahal aslinya sekitar Rp 5 juta. “Konsumen harusnya tak tergiur barang murah yang harganya jauh dibawah aslinya,” ujar Widodo.

Jika diamati, jarak layar ponsel palsu tersebut lebih lebar dari aslinya. Juga tulisan Samsung diatas berwarna hitam, tapi jika digosok akan berwarna silver seperti aslinya. Sedangkan untuk kemasan luar, di ponsel asli tertulis ‘diimpor oleh PT Samsung Electronics Indonesia’. Rencananya, pemerintah akan mengkonfirmasi ke Samsung untuk memastikan produk tersebut keluaran mereka atau bukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×