Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Digitalisasi memang memudahkan, tapi masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan.Perusahaan keamanan siber Kaspersky membeberkan studi keamanan terbaru.
Studi itu memaparkan, tiga dari lima bisnis di Asia Tenggara, menjadi korban serangan ransomware. Serangan ini termasuk Wannacry, menimbulkan kerugian sekitar US$ 4 miliar.
“Tiga dari lima bisnis di Asia Tenggara telah menjadi korban serangan ransomware. Setengahnya telah menjadi korban berkali-kali,” terang Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky Asia Tenggara, dalam paparannya, pekan ini.
Baca Juga: Sejumlah Negara Bagian AS Melarang Kehadiran TikTok di Semua Perangkat Negara
Kaspersky memperkirakan, tren serangan terhadap bisnis di Asia Tenggara tersebut berlanjut tahun ini dan seterusnya. “Ini akan terus menjadi ancaman bagi perusahaan di Asia Tenggara. Beberapa eksekutif bisnis menganggap ransomware hanya dilebih-lebihkan oleh media. Tim keamanan perusahaan yang benar-benar kewalahan dan kekurangan tenaga ahli untuk mendeteksi dan menanggapinya,” lanjut Yeo.
Statistik baru Kaspersky menyebut, total 304.904 serangan ransomware yang mengincar bisnis di wilayah Asia Tenggara diblokir oleh solusi B2B Kaspersky tahun lalu. Indonesia mencatat jumlah insiden tertinggi yang berhasil digagalkan oleh solusi Kaspersky B2B. Jumlah serangan sebanyak 131.779. Menyusul Thailand dengan jumlah 82.438, dan Vietnam dengan jumlah 57.389.
Baca Juga: Tahun Lalu, Pencurian Kripto oleh Korea Utara Mencapai Rp 5,7 Triliun
Ransomware adalah malware yang mengunci komputer dan perangkat seluler seseorang atau mengenkripsi file elektronik seseorang. Untuk mendapatkan kunci dekripsi atau untuk mendapatkan kembali data Anda, penjahat dunia maya akan meminta uang tebusan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News