kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Widodo Makmur Perkasa (WMPP) Kembangkan Semangat Wirausaha Petani Muda Indonesia


Jumat, 06 Januari 2023 / 14:54 WIB
Widodo Makmur Perkasa (WMPP) Kembangkan Semangat Wirausaha Petani Muda Indonesia
ILUSTRASI. Kontan - Widodo Makmur Perkasa Kilas Online


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - Sektor pertanian masih memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Menurut data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, pada tahun 2021 sektor pertanian berkontribusi sebesar 13,28% pada perekonomian nasional. Regenerasi yang ditopang petani-petani muda sangat menentukan masa depan pertanian Indonesia dan PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) turut menyadari hal ini.

Sebagai bagian dari komitmen tersebut, secara rutin WMPP menyelenggarakan pelatihan Kesatriaan Tani Muda di bawah Yayasan Kesatriaan Entrepreneur Indonesia (KEI). Program yang berpusat di Joglo Tumiyono, Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini bertekad menciptakan 1 juta agropreneur muda di sektor pertanian, peternakan, dan pangan.

Salah satu alumnus program Kesatriaan Tani Muda adalah Afriana Putri Chajatiningrum. Perempuan 21 tahun ini membentuk kelompok usaha tani yang fokus ke pengembangan beras merah organik bernama Produsen Pangan Kesatria Muda (PPKM) bersama ketiga temannya.

“Peluang dunia pertanian sangat baik ke depannya, karena jumlah penduduk Indonesia terus bertambah dan kebutuhan konsumsi dalam negeri terus meningkat. Apalagi, orang Indonesia itu ‘belum makan, kalau belum makan nasi’,” tutur mahasiswi jurusan D4 – Agribisnis Hortikultura Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang ini.

PPKM memilih mengembangkan beras merah organik karena melihat belum banyak petani yang bergerak di bidang tersebut. Padahal, di kota-kota besar permintaan terhadap beras merah organik cukup tinggi karena tren hidup sehat di kalangan generasi muda. Hal ini menjadi peluang pasar yang sangat baik bagi usaha Afriana dan teman-temannya.

Melalui PPKM, Afriana serta ketiga rekannya ingin meningkatkan kesejahteraan bagi para petani mitra mereka. Tujuan ini mereka capai dengan menerapkan pola pertanian berkelanjutan dalam proses budidaya beras merah organik. Selain ramah lingkungan, sistem budidaya organik juga meningkatkan nilai tambah pada produk beras merah PPKM sehingga dapat dijual dengan harga premium.

“Sudah sepatutnya petani-petani Indonesia mendapatkan penghargaan dari masyarakat dengan memberikan harga yang layak untuk produk-produk pertanian yang dihasilkan,” tandas Afriana.

Inovasi yang dilakukan PPKM tidak hanya pada sistem budidaya. Petani-petani muda ini menerapkan pendekatan kekinian dalam pengemasan dan pemasaran produk. Harapannya, dengan strategi tersebut target pasar mereka yaitu kaum muda akan tertarik mengonsumsi produk beras merah organik lokal. Selain dijual secara offline, PPKM juga menjual produk mereka melalui e-commerce dan Instagram dengan nama akun @berasmaknyes.  

“Ke depannya kami berharap minimal ada dua reseller di setiap kecamatan Kabupaten Klaten, supaya produk kami bisa lebih mudah dijangkau masyarakat,” kata Afriana.

Menurut Afriana, jika petani Indonesia terus melaksanakan sistem pertanian tradisional seperti saat ini, generasi penerus tidak akan tertarik mendalami dunia pertanian. Oleh karena itu, inovasi pertanian melalui tangan anak-anak muda Indonesia yang terampil sangatlah diperlukan. Mereka pun berkeinginan memperbaiki kualitas teknis para petani tradisional Indonesia melalui berbagai pelatihan dari apa yang sudah mereka dapatkan sebelumnya.  

Afriana mengajak anak-anak muda Indonesia lainnya agar tidak ragu dan malu menjadi petani muda. Di tangan kaum muda, pertanian Indonesia akan menjadi lebih maju, mandiri, dan modern. “Jadi petani muda itu keren lho, karena kontribusi kita bisa langsung dirasakan oleh para petani secara langsung,” pungkas Afriana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×