kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Wijaya Karya (WIKA) resmi garap megaproyek Rp 3,9 triliun di Senegal


Rabu, 04 Desember 2019 / 06:41 WIB
Wijaya Karya (WIKA) resmi garap megaproyek Rp 3,9 triliun di Senegal
ILUSTRASI. Penandatanganan kontrak Goree Tower Senegal. Wijaya Karya tanda tangan kontrak pembangungan Goree Tower Senegal tahap I senilai ? 50 juta. DOK WIKA


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika secara resmi mengerjakan megaproyek multifungsi Goree Tower di Senegal, Afrika Barat, menyusul penandatanganan kontrak tahap 1 senilai 50 juta euro atau Rp 781 miliar dari total 250 juta euro (Rp 3,9 triliun). 

Penandatanganan dilakukan Direktur Operasi L’Agence De Gestion Du Patrimoine Bati De L’Etat (AGPBE) Yaya Abdoul Kane dan Direktur Operasi III Wika yang membawahkan Divisi Luar Negeri Destiawan Soewardjono yang disaksikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Bappenas Senegal Dr Cheikh Kante, Senin (2/12).

Goree Tower merupakan tindak lanjut kesepakatan bisnis antara Pemerintah Senegal dengan Wika dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia ( LPEI) atau Indonesia Eximbank pada acara Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) di Bali, Agustus 2019. Wika bertindak selaku kontrak utama dengan pekerjaan full design and build dengan masa pelaksanaan 24 bulan.

Baca Juga: Wijaya Karya Garap Proyek di Afrika, Begini Prospek Saham WIKA premium

Skup pekerjaan mencakup pembangunan hotel bintang 5 dengan 33 lantai, sky dining, gedung perkantoran, convention center, dan residential apartment.

“Kerja sama ini merupakan salah satu milestone kiprah BUMN Karya Indonesia di Afrika Barat. Wika memang mampu mengerjakan proyek mulai dari social housing di Afrika sampai proyek besar dan prestisius seperti Goree Tower ini," tutur Destiawan.

Bagi Wika, pasar luar negeri adalah potensi besar yang harus dimasuki, salah satunya adalah negara-negara berkembang dengan kebutuhan infrastruktur tinggi. Untuk pelaksanaan proyek, Wika mendapat fasilitas pembiayaan National Interest Account (NIA) dengan skema Buyer’s Credit melalui LPEI.

Penyaluran fasilitas ini sejalan dengan strategi Pemerintah untuk memperluas ekspor Indonesia ke negara non-tradisional, termasuk Afrika. Buyer’s credit sendiri merupakan fasilitas yang hanya dapat disediakan oleh LPEI dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor Indonesia dari sisi pembeli atau demand side. Skema ini merupakan bentuk nyata dari peran LPEI sebagai fill the market gap.

Baca Juga: 13 perusahaan punya obligasi jatuh tempo Desember 2019, simak daftar lengkapnya

Direktur Eksekutif LPEI Sinthya Roesly mengatakan, proyek Goree Tower Senegal menambah keyakinan internasional bahwa perusahaan Indonesia memiliki kemampuan untuk bersaing di pasar global.

Sinthya menambahkan, kinerja ekspor perusahaan nasional sangat penting bagi peningkatan nilai neraca perdagangan. Untuk itu, diperlukan upaya dalam meningkatkan nilai ekspor, baik dari sisi volume maupun pasar tujuan ekspor.

"Peran Pemerintah melalui LPEI untuk menyediakan pembiayaan khusus dapat menstimulasi perusahaan Indonesia melakukan perdagangan (ekspor) ke negara-negara non-tradisional," imbuh Sinthya.

Sebagai salah satu fiscal tools Pemerintah, LPEI sesuai dengan mandatnya akan terus melakukan unlocking potential market agar pelaku ekspor Indonesia dapat melakukan penetrasi pasar ke negara-negara non-tradisional dan meningkatkan kapabilitas eksportir untuk berkompetisi di pasar global.

Target 2020

Untuk diketahui, Kementerian Luar Negeri RI yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memimpin delegasi Indonesia yang meliputi para pemangku kepentingan, antara lain  LPEI dan BUMN yaitu Wika, PT Timah, dan PT Dirgantara Indonesia.

Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) incar kontrak di Afrika senilai Rp 5,18 triliun

Dalam lawatan kerjanya ini, Menteri Retno hadir pada konferensi Internasional yang diselenggarakan oleh Pemerintah Senegal bekerja sama dengan IMF dan UNDP, mengangkat tema “Sustainable Development” di Dakar-Senegal.

Dalam konferensi tersebut, Retno yang didaulat sebagai panelis pada sesi diskusi dengan topik What We can Learn From Different Success Stories berbagi pengalaman tentang pembangunan Indonesia dan kerja sama Indonesia dengan negara-negara Afrika.

Penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum 2018 dan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue pada Agustus 2019 telah memberikan peluang kerja sama konkret sebagai pasar prospektif bagi pelaku usaha Indonesia, khususnya di sektor infrastruktur, konstruksi, serta industri strategis nasional.

Baca Juga: Wijaya Karya teken kontrak pembangunan Goree Tower Senegal tahap I senilai € 50 juta

Atmosfer tersebut tentu saja memberi angin segar bagi Perseroan untuk ekspansi ke pasar luar negeri. Perseroan menargetkan pada tahun 2020 dapat menyasar tiga negara baru di kawasan Afrika Barat dan Timur, yaitu Senegal, Pantai Gading, dan Zanzibar-Tanzania, dengan nilai Rp 5,18 triliun.

Sebagai informasi, master plan proyek strategis nasional negara-negara di kawasan Afrika Barat dari tahun 2020-2045 di sektor infrastruktur, energi, telekomunikasi, dan railway akan mencapai nilai 119,8 miliar dollar AS. (Hilda B Alexander)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wika Resmi Kerjakan Megaproyek Rp 3,9 Triliun di Senegal",

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×