kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.910   20,00   0,13%
  • IDX 7.197   56,12   0,79%
  • KOMPAS100 1.107   11,64   1,06%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   0,95   0,43%
  • IDX30 449   6,34   1,43%
  • IDXHIDIV20 540   5,67   1,06%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 134   0,44   0,32%
  • IDXQ30 149   1,61   1,09%

Wings Food pun jualan kopi instan


Jumat, 27 Juli 2012 / 08:40 WIB


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Besarnya potensi pasar kopi serbuk instan di Tanah Air memikat PT Harum Alam Segar (Wings Food) untuk ikut menjajal pasar tersebut. Dengan mengusung merek dagang Top Kopi, Wings Food pun menjadi pemain baru di pasar minuman kopi instan.

Brand Marketing Manager Top Kopi, Jessica Kartika mengungkapkan, potensi pasar kopi serbuk instan sangat besar, dan pertumbuhannya sejalan dengan jumlah penduduk penikmat kopi di Indonesia. Itu sebabnya, Wings Food berani melirik pasar produk kopi.

Menurut Jesicca, Wings Food menghabiskan waktu dua tahun untuk menyiapkan produk ini, termasuk meramu komposisi dan mempelajari pasar. "Kami butuh persiapan yang tak sebentar karena tak ingin mengecewakan konsumen. Apalagi brand Wings Food cukup baik di mata konsumen," katanya, Kamis (26/7).

Persiapan terlama dibutuhkan untuk menciptakan komposisi produk, yang merupakan campuran dari kopi robusta dan arabica. Adapun bahan baku Top kopi menggunakan berasal dari dalam negeri, baik dari perkebunan milik Wings Group maupun dari petani kopi dari berbagai daerah di Indonesia.

Jesicca menambahkan, dengan persiapan yang cukup lama itu, maka Wings Food bukanlah perusahaan yang sekedar ikut-ikutan atau sebagai follower.

"Kami bukan asal mengeluarkan produk untuk mencuri pangsa pasar dari para pesaing, tapi benar-benar menyiapkan dengan konsep," paparnya.

Dia pun mengklaim, inilah produk kopi instan pertama di Indonesia yang merupakan hasil blending dari kopi robusta dan arabica.

Nah, karena merupakan kopi pertama yang merupakan hasil blending, Jessica menuturkan, pihaknya tidak head to head dengan produk sejenis yang telah lebih dulu bersaing di pasaran. "Tapi kami belum bisa memprediksi apakah ke depannya akan terjadi head to head atau tidak. Kita lihat ke depannya baik dari kinerja Top Kopi maupun dari produsen lain," paparnya.

Sayangnya Jessica belum bersedia membeberkan kapasitas produksi Top Kopi ini. Dia juga menolak menyebutkan rencana bisnis dan target yang dipasang untuk produk terbarunya itu. Dia hanya berharap bisa meraup penjualan semaksimal mungkin.

Sebagai catatan, produk Top Kopi telah beredar di pasaran sejak sebulan terakhir. Harga jual di pasaran yaitu Rp 7.500 per dus isi 10 kemasan.

Meski tidak merinci jumlah pastinya, Jesicca mengklaim, Top Kopi mendapat sambutan yang luar biasa sejak pertama kali masuk ke pasar.
Katanya, saat ini, penjualan Top Kopi masih fokus di Jawa. Namun, dalam beberapa waktu ke depan, produk tersebut akan segera dipasarkan ke luar Jawa.

Bahkan, menurut Jessica, pihaknya berencana memasarkan produk kopi instan itu ke luar negeri. "Ekspor baru akan kami dilakukan jika sudah memiliki pangsa yang cukup bagus di pasar domestik," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×