kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Wow! Harga properti di Kaltim naik 20% per tahun


Senin, 21 Mei 2012 / 19:11 WIB
Wow! Harga properti di Kaltim naik 20% per tahun
ILUSTRASI. Ekonomi Indonesia diprediksi menguat di kuartal II 2021, ini faktor pemicunya


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Bumi Kalimantan menyimpan potensi sumber daya alam yang luar biasa, mulai dari minyak, batubara, sampai kelapa sawit. Tidak heran jika permintaan properti di pulau terbesar di Indonesia ini terus mekar.

Salah satu provinsi di Kalimantan yang mencatat pertumbuhan industri properti gemilang ada di Kalimantan Timur . Susianto, Ketua DPD Kalimantan Timur Persatuan Perusahaan RealEstat Indonesia (REI) menyebutkan, dampak dari pertumbuhan pasar properti itu membuat harga properti naik hingga 20% per tahun.

"Kenaikan harganya lebih tinggi dibanding daerah lain di Indonesia," ujar Susianto kepada KONTAN, Senin (21/5). Alasannya, topografi Kalimantan Timur membuat pengelolaan lahan dengan metode cut and fill lebih mahal. Selain itu, bahan bangunan juga masih langka, sehingga tidak jarang harus didatangkan dari pulau Jawa.

Susianto bilang, permintaan paling besar di Kalimantan Timur adalah untuk rumah tapak kelas menengah dengan rentang harga Rp 300 juta-Rp 600 juta per unit. Sedangkan pasokan apartemen baru 5%-10% dari seluruh pasokan hunian. Di Kalimantan Timur, apartemen baru mulai dibangun tiga tahun lalu di Balikpapan dan banyak dihuni ekspatriat.

Menurut catatan Susianto, harga rumah tapak kelas menengah ke bawah di Kalimantan Timur saat ini berkisar antara Rp 600.000-Rp 1,5 juta per meter persegi (m2). Sedangkan kelas menengah ke atas Rp 1,5 juta-Rp 2 juta per m2. "Contohnya proyek Ciputra," imbuh Susianto.

Di sisi lain, properti komersial seperti perkantoran dan ritel belum banyak berkembang di Kalimantan Timur. Padahal, banyak industri berkantor di sana. Namun perkantoran yang ada baru sebatas rumah toko (ruko). "Populasi masyarakat belum besar meskipun ketersediaan lahan berlimpah," ujar Susianto lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×