Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi operator pariwisata inbound Indonesia atau Indonesia Inbound Tour Operator Association (IINTOA) menilai pasar turis wisman asal Rusia sangat potensial di masa depan.
Anna Prikhodko, Manager Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Rusia atau Kantor Pariwisata Indonesia di Rusia, menjelaskan setiap tahunnya turis wisman asal Rusia terus meningkat.
"Pada tahun 2019 turis asal Rusia di Indonesia tercatat sebanyak 158.943 meningkat 26,4% dibandingkan dengan tahun 2018 lalu sebesar 125.700 turis. Sedangkan sebelum Covid-19 di Januari sampai Februari, jumlah turis asa Rusia mencapai 26.869 orang," jelas Anna di acara webinar IINTOA yang berlangsung secara digital, Jumat (3/7).
Baca Juga: Kemenparekraf: Bali masih menjadi primadona turis wisman
Anna melanjutkan, sebanyak 80% sampai 85% turis asal Rusia senang masuk melalui Bali. Setelah Bali, tempat wisata seperti Lombok, Yogyakarta, Sumatera Utara, Batam dan Bintan juga masuk sebagai destinasi favorit.
Para turis asal negara beruang merah itu menyukai pemandangan indah Indonesia yang tidak terdapat di negaranya, selain itu juga peninggalan historis dan tradisional Indonesia, lalu warga yang ramah, serta biaya hidup yang lebih murah daripada Amerika Serikat dan Eropa.
Adapun kategori turis Rusia yang datang ke Indonesia biasanya berada di rentang usia 27 tahun sampai 45 tahun dari latar belakang menengah ke atas. Mereka biasanya menghabiskan waktu di Indonesia selama 11 sampai 14 hari.
"Namun karena Covid-19, banyak yang berubah dari mereka. Yakni, lebih dari 20% masih ragu berpergian menaiki pesawat. Tapi minat untuk berwisata secara individual dan kelompok kecil masih terus ada," lanjutnya.
Anna juga menyampaikan jika turis Rusia cenderung impulsif sehingga perlu didorong oleh promosi dan penawaran menarik berwisata. Salah satunya diskon dan kegiatan wisata yang bervariasi.
Perempuan asli Rusia tersebut juga mengungkapkan, sebanyak 57% warga Rusia dilanda kesulitan finansial dan hanya 26% yang bisa bertahan melalui pandemi tanpa pendapatan. Sehingga pihaknya memproyeksi industri pariwisata akan bangkit pada 1,5 tahun sampai 2 tahun mendatang.
Baca Juga: Lima pura yang harus dikunjungi saat liburan di Bali
Dengan demikian, menurut Anna, untuk memasuki pasar Rusia, pelaku industri pariwisata Indonesia bisa bekerjasama dengan para influencers Rusia yang menetap di Bali, sebab kelompok ini bisa memberikan gambaran baik Indonesia di media sosial.
"Cara lainnya adalah mendukung adanya penerbangan langsung Denpasar - Moskow, lalu menawarkan promo dan diskon menarik, serta pemberlakuan protokol kesehatan yang memadai," pungkas Anna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News