Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) meracik target pasar untuk menjaga kinerja tahun ini. Emiten kemasan ini akan mengalokasikan sebagian kapasitas produksi kantong semen untuk kegiatan produksi karung industri non semen.
Marketing Manager YPAS Bernard Tjandradjaja mengatakan, permintaan kemasan dari sektor selain industri semen memiliki potensi permintaan kemasan yang lebih stabil dibanding industri semen.
“Pengalaman kami di 2020 dan di awal 2021, untuk sektor pembangunan masih kurang stabil, karena itu kami mau mengarahkan ke industri yang lebih bisa stabil seperti industri beras atau pakan, tepung, gula, dan pasar bebas,” ujar Bernard pada acara paparan publik yang disiarkan secara virtual, Senin (30/8).
Sepanjang paruh pertama tahun ini, penjualan kantong semen YPAS mencapai Rp 59,07 miliar, setara dengan 35,43% dari total penjualan konsolidasi YPAS di semester I 2021 yang sebesar Rp 166,70 miliar.
Baca Juga: Ini strategi Yanaprima Hastapersada (YPAS) atasi kenaikan harga minyak mentah
Porsi ini menciut apabila dibandingkan dengan kontribusi penjualan kantong semen sebelumnya. Baik pada periode tahun 2020 untuk setahun penuh yang mencapai 50,81% maupun bila dibandingkan dengan kontribusi penjualan kantong semen di periode Januari-Juni 2020 yang mencapai 54,97%.
Selain meracik ulang komposisi target pasar,YPAS juga bakal berupaya memperluas pangsa pasar dengan menambah pelanggan di luar Pulau Jawa. Bersamaan dengan hal ini, YPAS mencanangkan kenaikan utilisasi kapasitas produksi ke angka 75%, naik dari utilisasi produksi tahun 2020 yang berkisar 71%. Catatan saja, saat ini total kapasitas produksi terpasang YPAS berjumlah 18.000 ton per tahun.
Sampai tutup tahun nanti, YPAS mengincar penjualan sebesar Rp 315 miliar untuk sepanjang tahun 2021 ini, naik sekitar 3,89% dibanding realisasi penjualan tahun 2020 yang sebesar Rp 303,20 miliar
Dari target penjualan tersebut, YPAS membidik perolehan laba bersih sekitar Rp 5 miliar. Angka ini lebih rendah bila dibandingkan dengan realisasi laba bersih tahun 2020 yang mencapai Rp 8,33 miliar, namun lebih tinggi dibanding target laba bersih YPAS untuk tahun 2020 yang berkisar Rp 3 miliar - Rp 3,5 miliar.
“Untuk target laba rugi yang tahun kemarin kita menargetkan di 3,5 , 3 miliar atau 3,5 miliar, tapi perolehannya melebihi dari apa yang sudah ditargetkan. Untuk target tahun ini, ada peningkatan dari target sebelumnya, dan kita harapkan juga untuk semester kedua ini kita optimis kondisi menjadi lebih baik,” ujar Direktur Keuangan YPAS, Rinawati Dinata pada sesi acara yang sama (30/8).
Sepanjang semester I 2021 lalu, YPAS sudah mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 166,70 miliar, tumbuh 22,20% dibanding realisasi semester I 2020 yang sebesar Rp 136,41 miliar.
Namun demikian, YPAS membukukan rugi bersih Rp 811,40 juta di semester I 2021, berbalik dari posisi semester I 2020 saat YPAS membukukan laba bersih Rp 306,03 juta. Menurut penjelasan manajemen, rugi bersih ini disebabkan oleh harga bahan baku kemasan di semester I 2021, yaitu polypropylene, yang meningkat hingga 49% dibanding semester I 2020.
Bernard memastikan, YPAS akan berupaya mengoptimalkan penyesuaian harga jual demi mengejar target laba bersih yang telah ditetapkan.
“Kami sedang berusaha melakukan penyesuaian harga jual di semester kedua 2021 ini, karena bahan baku adalah sesuatu bahan dasar yang memang harus kita sesuaikan apabila ada lonjakan naik atau turun,” tutur Bernard.
Selanjutnya: Harga minyak mentah naik, begini strategi Yanaprima Hastapersada (YPAS)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News