Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) menggenjot produksi dari 360.000 ton ore menjadi sebesar 450.000 ton ore pada tahun 2019. Hingga kuartal 1 2019, mereka sudah memproduksi sekitar 80.000 ton. Emiten berkode saham ZINC ini memproyeksi mampu memproduksi 90.000 hingga 120.000 ton ore pada kuartal 2 tahun ini.
Sekarang, mereka tengah memaksimalkan kapasitas produksi dengan berjalannya operasi pabarik flotasi kedua berkapasitas 3.000 ore per hari, sebelumnya pada 2015 mereka juga sudah menjalankan pabrik foltasi memiliki kapasitas 1.000-1.500 ton ore per hari. Sehingga saat ini total kapasitas produksi terpasang sebesar 4.500 ton ore per hari.
Hendra Susanto William, Direktur PT Kapuas Prima Coal mengatakan pabrik flotasi kedua ini sudah memasuki tahap percobaan produksi pada kuartal 2 2019 dengan kapasitas 1.500 ton ore per hari. “Pada kuartal 3 nanti produksinya akan ditingkatkan menjadi 3.000 ton ore per hari,” ujarnya, Jumat (26/4).
Tak hanya fokus dalam memanfaatkan pabrik flotasi, ia menjelaskan kadar ore yang didapatkan juga cenderung lebih baik, terutama dari kadar perak di dalam konsentrat timbal, yang mana pada kuartal pertama tahun ini menjadi 2.000 hingga 2.200 parts per million (ppm) per ton konsentrat, naik dari pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1.100 ppm per konsentrat.
Selain itu ZINC masih mengawal pembangunan smelter. Smelter timbal pertama mereka kini sudah selesai dan sudah mengantongi perizinan operasional secara lengkap. Ia Hendra berharap dengan adanya smelter ini mampu memberikan kontribusi yang positif bagi ZINC.
Sementara untuk pembangunan smelter seng kini masih dalam proses pembangunan, sampai kuartal 1 2019 pembangunannya sudah mencapai 28% dari total target rampung pada 2021.
Hendra optimis kinerja tahun ini akan meningkat lantaran harga komoditi yang cenderung meningkat. ZINC juga berkomitmen untuk mencari tambahan cadangan mineral untuk keberlanjutan usaha, terutama di area tambang baru yang mereka dapat pada tahun 2018 dengan luas lahan 1100 hektare. “Selama ini kita hanya fokus ke cadangan mineral yang telah ada di lahan seluas 390 ha,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News