kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Impor produk petrokimia masih tinggi


Rabu, 30 Mei 2018 / 12:34 WIB
Impor produk petrokimia masih tinggi
ILUSTRASI. Ujicoba Produksi Pabrik Petrokimia Butadiene Indonesia


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketergantungan terhadap produk petrokimia masih tinggi. Dalam jangka pendek, suplai produksi petrokimia lokal masih belum bertambah banyak. Apalagi peminat sektor hulu  industri ini masih minim.

Fajar Budiono, Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) mengatakan, lebih dari separuh kebutuhan petrokimia dalam negeri didatangkan dari impor. "Jadi impor masih di atas 55% dari suplai lokal," ujar Fajar kepada KONTAN, Senin (28/5).

Inaplas menghitung, permintaan produk petrokimia hulu yang meliputi polyethyelene (PE), polyprophylene (PP), polystyrene (PS) dan polivinil klorida (PVC) sepanjang tahun 2017 sebanyak 5,83 juta ton.

Salah satu produk hilir industri petrokimia adalah plastik, konsumsi setiap tahun  tercatat hingga 5 juta ton. Bahkan, di tahun ini permintaan bijih plastik dapat bertumbuh 5,5%.

Namun, kenaikan harga minyak dunia (crude oil) menjadi tantangan bagi bisnis petrokimia. Melihat pergerakan harga minyak ini membuat produsen plastik harus lebih berhati-hati dalam menyikapi. "Kenaikan tidak merata, antara 5%-20% tergantung short atau oversupply bahan tersebut," ujar Herman Moeliana, Presiden Direktur PT Inter Aneka Lestari Kimia.

Masih minimnya produksi produk petrokimia lokal, membuat beberapa perusahaan tertarik berinvestasi atau menambah kapasitas produksinya. Salah satunya adalah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

Saat ini, Chandra Asri tengah membangun fasilitas pabrik PE berkapasitas 400 kilo ton per tahun. "(Fasilitas) itu nilai investasinya US$ 380 juta, dan diharapkan pembangunannya selesai pada akhir tahun 2019," ujar Suryandi, Sekretaris Perusahaan Chandra Asri Petrochemical.

Chandra Asri memprediksi permintaan pasar PE di Indonesia sekitar 1,4 juta ton per tahun. Angka ini akan terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan domestik bruto (PDB) negara. Tahun lalu, volume penjualan PE Chandra Asri tercatat naik 3,4% menjadi 327 kilo ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×