kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengembang kawasan industri siap kerek harga


Rabu, 28 Februari 2018 / 11:49 WIB
Pengembang kawasan industri siap kerek harga
ILUSTRASI. Kawasan Industri Deltamas


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pengembang kawasan industri merencanakan kenaikan harga lahan tahun ini. Terdapat beberapa alasan yang melatarbelakangi para pengembang mengerek harga tersebut. Mulai dari biaya produksi yang terus melambung, hingga alasan pembangunan infrastruktur di sekitar lahan yang mereka miliki.

Besaran kenaikan harga lahan bervariasi. PT Modern Industrial Estate misalnya, tahun ini akan membuka harga lahan mulai Rp 2 juta per meter persegi (m²). Bila dibandingkan dengan tahun lalu, harga ini lebih tinggi sekitar 11%, yang rata-ratanya Rp 1,8 juta per m².

Pascal Wilson, Direktur Utama Modern Industrial Estate mengatakan, setidaknya ada dua faktor utama yang mempengaruhi kenaikan harga lahan di wilayahnya. Pertama, rencana pengoperasian pintu jalan tol Cikande. Kedua, kenaikan biaya produksi dan akuisisi.

Tahun ini, pengembang kawasan industri Modernland Cikande ini menargetkan bisa menjual lahan industri minimal 50 hektare (ha) atau secara nilai marketing sales sekitar Rp 1 triliun. Perlu diketahui, luas lahan yang tersedia dan siap dijual Modern Industrial Estate saat ini  mencapai 200 ha.

Pascal optimistis, pasar kawasan industri tetap menjanjikan, karena permintaan masih terus berdatangan. "Kalau inquiry saat ini banyak. Sebagian dari food and beverage, dan industri baja," kata Pascal, kepada KONTAN, belum lama ini.

Guna menambah pundi-pundi kepemilikan lahan, Modern Industrial Estate akan terus melakukan akuisisi. Tahun ini, target pembebasan lahannya mencapai 300 ha. Hanya saja Pascal, tidak menyebutkan biaya belanja modal untuk itu.

Sementara, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) juga menargetkan harga lahan tahun ini lebih tinggi. Kondisi Kawasan Industri Greenland International Industrial Center (GIIC) yang banyak diisi perusahaan-perusahaan otomotif besar, sehingga membutuhkan kawasan industri pendukung menjadi pemicu pertumbuhan.

Saat ini sudah banyak perusahaan otomotif besar yang beroperasi di GIIC seperti SAIC GM Wuling dan Mitsubishi. Pabrik Mitsubishi menempati lahan seluas 51 ha dan telah beroperasi sejak April 2017, sedangkan Pabrik SAIC GM Wuling yang menempati lahan 60 ha telah beroperasi sejak Juli 2017.

Hermawan Wijaya, Direktur Puradelta Lestari mengatakan, pihaknya selalu mendiskon harga jika penjualan dilakukan dalam ukuran yang besar. Adapun harga jual rata-rata lahan di GIIC tahun 2017 sekitar Rp 1,7 juta-Rp 1,8 juta per m².

Namun,  tahun ini Puradelta Lestari akan fokus menjual lahan dalam kaveling lebih kecil. "Sementara dengan penjualan lahan kaveling lebih kecil maka harganya menurut Hermawan bisa lebih tinggi sekitar 15% sampai 20% dibandingkan harga tahun lalu." kata Hermawan.

Lantaran membidik pasar kaveling yang lebih kecil, Puradelta Lestari hanya menargetkan penjualan lahan industri seluas 40 ha tahun ini. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan pencapaian tahun lalu sebesar 59,1 ha.

Akuisisi lahan juga akan menjadi perhatian PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA). Muljandi Suganda, General Manajer Sekretaris Perusahaan Kawasan Industri Jababeka  mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan belanja modal sebesar Rp 500 miliar-Rp 600 miliar tahun ini untuk mengakuisisi lahan potensial.

"Modal itu dipakai untuk akuisisi lahan,” kata Muljadi. Bila dihitung, belanja modal lebih rendah sekitar 61% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai
Rp 1,57 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×