kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,05   -17,44   -1.89%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setelah Arifin, Agus Projo berminat masuk Newmont


Jumat, 12 Februari 2016 / 10:51 WIB
Setelah Arifin, Agus Projo berminat masuk Newmont


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kabar pembelian saham PT Newmont Nusa Tenggara, perusahaan pengelola tambang emas dan tembaga Batu Hijau, kembali mencuat. Cerita terbaru, pembeli saham perusahaan itu adalah konsorsium di bawah komando bankir gaek Agus Projosasmito.

Mengutip pemberitaan Bloomberg pada 27 Januari 2016, Agus tak lain adalah mantan Presiden Direktur PT Danareksa Sekuritas dan Presiden Komisaris PT Nusantara Capital Securities. Konsorsium tersebut menyertakan keluarga Kiki Barki, pemilik PT Harum Energy dan Arifin Panigoro, pendiri Medco Group.

Masih menurut Bloomberg, sumber menyebutkan, saat ini Agus tengah sibuk menggalang dana untuk memuluskan rencana akuisisi mayoritas saham Newmont Nusa Tenggara. Nilai akuisisi saham bisa sebanyak US$ 3 miliar.

Konsorsium berencana memenuhi kebutuhan duit dari kombinasi ekuitas, utang dan mezzanine financing. Sementara target alih saham kelar pada semester I-2016.

Pada 1 Desember 2015, Harian KONTAN sudah memberitakan rencana jual-beli saham tersebut. Kala itu, Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Said Didu bilang, calon pembeli saham sudah mengadakan pertemuan dengan dengan Menteri Sudirman Said sejak empat bulan sebelumnya. Jadi, kalau dihitung mundur sekitar Agustus atau September 2015.

Rumor yang berkembang, pembeli menginginkan 76% saham Newmont Nusa Tenggara seharga US$ 2,2 miliar. Jika benar begitu, Said bilang kepada KONTAN, Arifin Panigoro tak akan mendapatkan lebih dari 10% saham.

Meski pemberitaan kian riuh, manajemen Newmont Nusa Tenggara memilih kalem merespon. "Sama dengan pernyataan Pak Omar (Omar Jabara, Juru Bicara Newmont Mining) sebelumnya, yang tawar-menawar saham oleh kami itu selalu ada tapi kami belum menentukan," kata Rubi W. Purnomo, Head of Corporate Communication PT Newmont Nusa Tenggara,  usai peluncuran buku Buka-Bukaan Dunia Tambang di Jakarta, Kamis (11/2).

Selain tak memberikan kepastian, Newmont Nusa Tenggara berdalih masih optimistis menjalankan operasional tambang hingga masa kontrak berakhir tahun 2030. Namun demikian, mereka tak menampik jika tren harga tembaga dan emas dunia yang tiarap, mempengaruhi biaya operasional perusahaan.

Yang pasti, Newmont Nusa Tenggara masih melanjutkan proses kewajiban divestasi 7% saham. Saat ini, obrolan dengan pemerintah belum sampai penentuan harga. "Jadi penghitungan 90 hari untuk divestasi belum bisa dimulai," ujar Rubi.

Mengintip laporan keuangan Newmont Mining Corporation, pemilik 31,5% saham Newmont Nusa Tenggara, tambang Batu Hijau menyumbang penjualan US$ 1,28 miliar per September 2015. Penjualan itu setara dengan 21,66% terhadap total penjualan Newmont Mining yang tercatat US$ 5,91 miliar.

Sementara total aset Batu Hijau tercatat US$ 3,46 miliar. Batu Hijau terletak di Sekongkang, Sumbawa Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×