kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Freeport-Newmont diharapkan sumbang BK Rp 2,88 T


Jumat, 08 Januari 2016 / 21:05 WIB
Freeport-Newmont diharapkan sumbang BK Rp 2,88 T


Sumber: Antara | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemerintah berharap ekspor konsentrat oleh dua perusahaan tambang raksasa PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara dapat menyumbang bea keluar kepada negara sebesar Rp 2,88 triliun pada 2016.

Direktur Penerimaan dan Kepabeanan Cukai Ditjen Bea Cukai Kemenkeu Sugeng Aprianto, mengatakan pada 2016, pemasukan bea keluar dari ekspor minyak sawit mentah masih lesu sehingga masih mengandalkan daya ekspor dari dua perusahaan tembaga yang sedang membangun instalasi pengolahan dan pemurnian (smelter) itu.

"Perkiraan untuk tahun ini, targetnya Rp 1,4 triliun untuk Newmont. Dengan keduanya (bersama Freeport), total Rp 2,88 triliun," ujarnya, Jumat (8/1).

Perkiraan bea keluar dari Freeport dan Newmont untuk 2016 sebenarnya turun jika dibandingkan realisasi pada 2015 yang sebesar Rp 3,9 triliun.

Sugeng mengatakan sejak 2014, penerimaan bea keluar dari ekspor konsentrat memang menurun. Hal itu karena penurunan tarif sebagai insentif dari proses pembangunan smelter yang dikerjakan Newmont dan Freeport. Penurunan tarif itu diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153/rMK. 011/2014.

Sejak 2011, pemasukan bea keluar terus menurun signifikan. Pada 2011, penerimaan bea keluar tercatat Rp 28,8 triliun, dan anjlok di 2015 sebesar Rp 3,9 triliun.

Sebagai gambaran, untuk kuota ekspor yang diperoleh Freeport pada 2015 sebesar 580 ribu ton pada 26 Januari-25 Juli 2015, kemudian periode selanjutnya hingga Januari 2016 kuota ekspor Freeport mencapai 775 ribu ton.

Sedangkan kuota ekspor Newmont untuk periode Maret-September 2015 sebesar 477.000 ton konsentrat Secara keseluruhan, penerimaan bea keluar kini hanya mengandalkan ekspor mineral, karena bea keluar dari minyak sawit mentah (CPO) tidak dapat diminta kepada eksportir, mengingat harga CPO internasional masih di bawah ambang batas pengenaan bea keluar sebesar US$ 750 dolar per metrik ton.

"Karena CPO 'threshold' lagi di bawah, sejak awal tahun pun sudah tidak ada penerimaan dari CPO," kata Sugeng.

Maka dari itu, target bea keluar dalam APBN 2016 sebesar Rp 2,88 triliun berasal dari penarikan dari Freeport dan Newmont. Sedangkan pemasukan di bea masuk, berdasarkan APBN 2016, ditargetkan Rp 37,2 triliun dan cukai sebesar Rp 146,4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×