kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Antisipasi kekurangan, Bulog jajaki impor beras


Rabu, 21 Oktober 2015 / 17:10 WIB
Antisipasi kekurangan, Bulog jajaki impor beras


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemerintah boleh berbangga bahwa setahun terakhir ini, Indonesia tidak impor beras. Namun stok beras yang saat ini mulai menipis dan kekeringan yang masih berlanjut membuat pemerintah mempersiapkan beras cadangan dengan mengandalkan impor.

Saat ini, Perum Bulog telah menjajaki peluang impor beras dari sejumlah negara produsen beras.

Penjajakan tersebut dilakukan berdasarkan keputusan rapat koordinasi bersama di Kementerian Perekonomian yang membuka peluang impor untuk berjaga-jaga kalau cadangan beras dalam negeri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai akhir tahun atau di awal tahun 2016. Seperti yang dikatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Indonesia akan impor 1,5 juta ton beras sebagai cadangan.

Direktur Pengadaan Bulog Wahyu membenarkan kalau saat ini pihaknya telah melakukan penjajakan impor dari sejumlah negara produsen. Kendati begitu, Bulog tidak bisa langsung memasukkan beras ke Indonesia bila tidak diperintahkan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian.

"Kita sudah mempersiapkan impor beras dengan menghubungi Thailand, Vietnam dan negara-negara lain," ujar Wahyu, Selasa (20/1).

Sejauh ini, Bulog telah melakukan sejumlah kesepakatan untuk impor beras tersebut, kendati begitu, tanpa perintah dari Kemenko Perekonomian, Bulog belum bisa mengimpor beras. Apalagi saat ini, bukan hanya Indonesia saja yang mengimpor beras, tapi Tiongkok, Filipina dan Malaysia juga gencar menyerap beras dalam jumlah besar untuk keperluan dalam negeri mereka sendiri. Artinya, ada juga persaingan memperebutkan beras dari negara-negara produsen.

Saat ini, cadangan beras Bulog memang terus menipis sekitar 1,55 juta ton dari sebelumnya 1,7 juta ton pada bulan September. Sampai akhir tahun, Bulog dapat menargetkan stok beras 1,1 juta ton.

Mengecilnya stok Bulog tersebut tak terlepas dari berkurangnya pasokan beras di pasaran. Saat ini Bulog hanya bisa menyerap rata-rata 7.000 ton beras per hari, dari sebelumnya mencapai sekitar 15.000 ton per hari pada bulan September.

Sisa stok cadangan beras Bulog sebesar 1,1 juta ton di Bulan Desember setelah melepas beras sejahtera (rastra) Bulan Oktober dan November sebesar 1 juta ton dan rata-rata pengeluaran per bulan untuk operasi pasar sebesar 250.000 ton atau sebesar 750.000 ton dalam tiga bulan ke depan.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman tidak menampik adanya impor beras. Namun ia mengatakan pasokan dalam negeri masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sampai akhir tahun.

Seandainya pun ada opsi impor, pemerintah hanya menyiapkannya sebagai cadangan bila pasokan dalam negeri mengalami gangguan sehingga tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Amran mengatakan saat ini, ada padi yang sudah tanam atau standing crop 4,1 juta hektare (ha) di seluruh Indonesia yang akan panen secara bertahap sampai akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×