kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asian Agri bagikan premi Rp 3,6 miliar kepada petani


Selasa, 10 April 2018 / 14:20 WIB
Asian Agri bagikan premi Rp 3,6 miliar kepada petani
Penyerahan simbolis premi penjualan minyak sawit Asian Agri kepada petani binaan


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asian Agri membagikan premi sebesar Rp 3,6 miliar kepada petani yang bermitra dengan Asian Agri melalui 72 Koperasi Unit Desa (KUD) di provinsi Riau dan Jambi yang beranggotakan 30.000 petani.

Premi ini didapatkan melalui hasil penjualan minyak sawit ke pasar internasional pada 2016. Minyak sawit tersebut berasal dari buah sawit yang dipasok oleh para petani plasma binaan Asian Agri.

“Setelah mengadopsi dan mengimplementasikan praktik berkelanjutan dalam perkebunan kelapa sawit, kami memperoleh insentif dari harga yang kami jual. Hari ini kami akan memberikan premi yang sebenarnya milik petani,” ujar Direktur Corporate Affairs Asian Agri Fadhil Hasan, Selasa (10/4).

Fadhil menerangkan, Asian Agri telah menjalankan program kemitraan dengan petani plasma sejak 1987. Saat ini sudah ada 30.000 petani plasma yang mengelola lahan perkebunan kelapa sawit seluas 60.000 ha.

Dalam program kemitraan tersebut, Asian Agri memberikan pendampingan dan bantuan kepada para petani dalam mengelola perkebunan sawit yang mereka miliki. 
Fadhil bilang, kendala yang dihadapi adalah sulitnya mendorong petani untuk menerapkan prinsip sawit yang berlanjutan.

Fadhil berharap dengan semakin banyaknya petani dan KUD yang menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengelolaan kebun kelapa sawitnya, premi yang didapatkan akan semakin besar.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kemtan) Bambang mengatakan pembinaan petani kelapa merupakan tugas semua pihak. Menurutnya, komoditas kelapa sawit harus terus didorong mengingat sawit menyumbang devisa negara paling besar.

Bambang mengingatkan masih banyak pihak yang tidak menginginkan sawit Indonesia berkembang dengan menyebarkan berbagai isu negatif tentang sawit Indonesia. “Ini menjadi pelajaran berharga bagi kita. Disamping kita memberikan edukasi dan melakukan pembenaran pada semua pihak, kita juga jadikan kesempatan ini untuk berbenah untuk memperbaiki kelapa sawit kita,” ujar Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×