kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mitra Kerinci garap pasar teh premium


Rabu, 22 November 2017 / 11:02 WIB
Mitra Kerinci garap pasar teh premium


Reporter: Mila Sari | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitra Kerinci berupaya menyusun strategi penjualan teh di tengah menurunnya produksi. Beberapa langkah anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) ini untuk menutupi landainya volume penjualan adalah memperbesar pasar ekspor, menaikkan harga jual serta menggarap pasar teh premium.

Salah satu produk teh premium yang dicoba diproduksi adalah jenis white tea. "Jadi kita produksi white tea kurang lebih 250 kilogram (kg) itu kita dapat uang kurang lebih Rp 350 juta untuk cover kerugian kita," ujar Yosdian Adi Pramono, Direktur Mitra Kerinci kepada Kontan.co.id, Selasa (21/11).

Menurut dia, ongkos produksi white tea tersebut relatif sama dengan biaya pembuatan teh biasa. Dengan harga yang lebih tinggi tapi dengan biaya produksi tetap maka Mitra Kerinci mendapatkan margin lebih besar.

Saat ini, Mitra Kerinci tercatat juga memproduksi teh hitam. Teh jenis ini diproduksi sesuai dengan permintaan pasar. Tahun lalu, kontribusi ekspor teh hitam mencapai 3% sampai 4% dari total penjualan. Tahun ini, Mitra Kerinci meningkatkan porsi penjualan ekspor teh ini menjadi 7%.

Beberapa negara tujuan ekspor dari teh premium ini antara lain negara-negara di kawasan Amerika dan Eropa. Selain itu, Mitra Kerinci telah mendapat pasar ekspor baru dengan tujuan Taiwan dan Timur Tengah.

Guna meningkatkan kinerja produksi teh yang diproduksi, Mitra Kerinci mendatangkan mesin-mesin produksi dari Taiwan. "Tahun ini kita mendatangkan peralatan mesin-mesin baru untuk teh hitam. Jadi ini kita join, dalam artian dana kita tidak besar. Sehingga kita pakai pola dia yang menyediakan mesin, kita bayar pakai teh," terang Yosdian.

Hingga akhir tahun, Mitra Kerinci menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 3,5% dibandingkan tahun lalu. Hingga bulan November ini kondisinya masih on track.

Sekadar informasi, periode Januari-November ini produksi teh di Mitra Kerinci mengalami penurunan hingga 15%. Padahal, sepanjang tahun 2016 total produksi teh yang dihasilkan mencapai 4,2 ton pucuk daun teh per hektar (ha).

Yosdian bilang, penurunan produksi ini karena terjadi kekeringan yang terjadi sejak bulan Agustus tahun lalu. Tidak hanya melanda Mitra Kerinci, kondisi ini juga terjadi di perkebunan teh lain.

Tahun 2018, Mitra Kerinci menargetkan produksi teh hingga 20.000 ton, Yosdian optimis target tersebut dapat diraih. "Kita yakin bisa, cuma faktor alam kita tidak bisa lawan. Terbukti dalam enam bulan terakhir 65 ton per hari dengan mutu dan permintaan yang tinggi," kata Yosdian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×