kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi sapi PT Berdikari terkendala modal


Rabu, 06 September 2017 / 11:41 WIB
Produksi sapi PT Berdikari terkendala modal


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - Kinerja peternakan sapi PT Berdikari (Persero) belum menggembirakan. Sebab selama semester pertama 2017, perusahaan pelat merah ini baru memproduksi 445 ekor sapi. Realisasi produksi tersebut hanya 45% dari target produksi sapi tahun 2017 yang sebanyak 1.000 ekor.

Direktur Utama PT Berdikari Eko Taufik Wibowo mengatakan, rendahnya realisasi produksi sapi pada paruh pertama 2017 itu karena minimnya permodalan. Di sisi lain, harga sapi juga masih tinggi. "Kami prediksi, bila sampai akhir tahun saja realisasi produksi mencapai 80% sudah bagus," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (5/9).

Ia menjelaskan, meskipun realisasi target masih minim, realisasi tahun ini meningkat lebih dari 100% bila dibandingkan dengan tahun lalu. Sebab realisasi produksi periode sama tahun lalu hanya 200 ekor. Eko menyatakan, pihaknya tidak memaksakan mencapai target tahun ini. Sebab pasokan sapi di pasaran masih cukup, malah berlebih.

Berdikari memilih konsentrasi menjalin kemitraan dengan para peternak kecil di Lebak, Banten untuk menggenjot produksi sapi. Sistem kemitraan ini skemanya lebih pada memberikan pinjaman sapi kelapa kelompok peternak. Untuk setiap kelompok peternak, Berdikari memberikan pinjaman sapi sebanyak 25 ekor.

Sampai saat ini, menurut Eko, sudah ada 19 kelompok peternak yang menjalin kemitraan dengan mereka. Agar produksi sapi yang dipinjamkan kepada peternak ini meningkat dan sesuai target, Berdikari akan memberikan pembinaan langsung mengenai tata kelola peternakan sapi melalui bantuan dinas peternakan.

"Hasil sapi yang dikelola peternak nanti akan dibagi dua dengan peternak dan Berdikari," tandasnya.

Eko optimis, dengan skema ini, peternak rakyat bisa mendapatkan keuntungan lebih besar dibandingkan sebelum mereka bermitra dengan Berdikari. Sementara itu, Berdikari juga bisa mendapatkan kepastian pasokan.

Menurut Eko pengembangan model kemitraan ini perlu ditiru setiap perusahaan peternakan. Bila hal ini dilakukan, maka dalam waktu tiga tahun, kebutuhan daging sapi di Indonesia dapat terpenuhi. Pemerintah pun tidak perlu lagi mengimpor sapi. Ia menambahkan, pada Oktober nanti Berdikari mengimpor 2.000 ekor sapi dari Australia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×