kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terregra Asia Energy (TGRA) optimis prospek bisnis EBT makin cerah


Jumat, 17 Mei 2019 / 19:41 WIB
Terregra Asia Energy (TGRA) optimis prospek bisnis EBT makin cerah


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) masih fokus dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga air dan surya. Djani Sutedja, Direktur Utama Terregra Asia Energy optimis terhadap prospek ekonomi dan energi di Indonesia, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Emiten yang bergerak dalam energi baru terbarukan (EBT) ini tengah menggarap beberapa proyek pembangkit listrik tenaga surya dan tenaga air. Pada 2018 silam, mereka juga meneken kerjasama untuk kontrak engineering procurement and conduction (EPC) untuk PLTMH Batang Toru dengan PT Barata Indonesia.

“Selain itu, kita juga bermitra dengan perusahaan internasional yang memiliki keahlian dalam membangun pembangkit listrik, dimana pada Februari 2019 TGRA menandatangani perjanjian jual beli dengan Mitsui dan Co Shikoku Electric Powe (Yonden),” ungkapnya, Jumat (17/5).

Mitsui dan Yonden mengakuisisi 30% saham anak usaha TGRA yang bergerak dalam pembangkit listrik tenaga air. Wakil Direktur TGRA, Lasman Ciitra menyampaikan pengalaman Mitsui dalam membangun pembangkit listrik tenaga besar, kemampuan manajemen Mitsui terbukti sehingga visi perusahaan untuk menjadi perusahaan pembangkit listrik EBT kelas dunia optimis bakal terealisasi.

Sebagai informasi, Terregra Asia Energy mulai beroperasi pada 1996 dan memfokuskan bisnis pada jasa teknis dan pemasok suku cadang pembangkit listrik untuk PT PLN. Kemudian pada 2010 mereka memulai untuk menjadi produsen listrik yang khusus pada energi baru dan terbarukan.

Sebagai holding company, TGRA memiliki dua anak usaha yakni PT Terregra Hydro Power (THP) yang membidangi pembangkit listrik tenaga air dan PT Terregra Solar Power (TSP) yang bergerak dalam bidang pembangkit listrik tenaga surya.

Tahun lalu, total aset mereka naik 21% menjadi Rp 470,82 miliar dari total aset pada 2017 sebanyak Rp 390,43 miliar. “Kami melihat potensi EBT belum dimanfaatkan secara maksimal. Perlu pemetaan potensi yang ada untuk mendukung pengembangan energi di Indonesia. Berdasarkan proyeksi penyediaan EBT dan rasio kontribusinya, baruan EBT didominasik oleh biomassa, lalu disusul oleh tenaga air, dan panas bumi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×