Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membeberkan arus investasi terus mengalir ke sektor manufaktur Indonesia. Merujuk data yang dihimpun oleh Kemenperin, hingga semester I-2025 ada 1.690 perusahaan yang sedang membangun fasilitas di Indonesia.
Data tersebut mencakup 23 jenis industri serta jasa reparasi dan pemasangan mesin & peralatan. Total investasi dari seluruh rencana pembangunan tersebut mencapai Rp 930,25 triliun. Jumlah itu termasuk investasi tanpa tanah dan bangunan senilai Rp 593,51 triliun.
Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief mengungkapkan rencana investasi dan pembangunan pabrik tersebut diproyeksikan bisa menyerap 332.298 tenaga kerja. "Ini belum riil ya, potensi penyerapan, karena masih dibangun fasilitas produksinya," ungkap Febri dalam konferensi pers Indeks Kepercayaan Industri (IKI), Kamis (28/8/2025).
Febri mencontohkan, di industri makanan, ada 246 perusahaan yang melapor sedang membangun fasilitas produksi di dalam negeri. Total investasi senilai Rp 50,28 triliun, dengan proyeksi penyerapan tenaga kerja sebanyak 16.206 orang.
Baca Juga: Manufaktur Indonesia Menggeliat, PMI Tembus 51,5 di Agustus 2025
Proyeksi serapan tenaga kerja tertinggi berasal dari industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, yakni mencapai 107.302 orang. Ada 48 perusahaan yang melapor rencana pembangunan di jenis industri ini, dengan total investasi sebesar Rp 58,50 triliun.
Sementara itu, rencana investasi terbesar berasal dari jenis industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia. Total rencana investasi di industri mencapai Rp 377,61 triliun, yang berasal dari 99 perusahaan, dengan proyeksi serapan tenaga kerja sebanyak 9.760 orang.
Investasi jumbo lainnya berasal dari industri logam dasar. Sebanyak 77 perusahaan yang melaporkan sedang membangun pabrik di industri ini memiliki rencana investasi sebesar Rp 279 triliun, dengan proyeksi penyerapan 43.306 tenaga kerja.
Di sisi yang lain, Febri juga membeberkan laporan perusahaan-perusahaan di sektor manufaktur yang baru memulai produksi. Berdasarkan data sampai dengan triwulan II-2025, ada 1.784 perusahaan yang baru memulai produksi.
Total investasi secara keseluruhan mencapai Rp 116,51 triliun, termasuk investasi tanpa tanah dan bangunan senilai Rp 89,14 triliun. Total tenaga kerja yang terserap sebanyak 80.161 orang.
Menurut Febri, data ini menepis kekhawatiran terkait banjir Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sektor manufaktur. "Penyerapan (tenaga kerja) di manufaktur itu lebih banyak dibandingkan dengan PHK yang terjadi di semua sektor," ungkap Febri.
Baca Juga: Kemenperin Klaim IKI Lebih Akurat Memotret Kondisi Industri dari PMI Manufaktur
Febri juga menyampaikan bahwa performa industri manufaktur masih berada di zona ekspansi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat industri pengolahan non-migas tumbuh 5,60% (year-on-year) pada kuartal II-2025.
Pada periode yang sama, industri pengolahan non-migas memberi kontribusi sebesar 16,92% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Febri bilang, kinerja sektor manufaktur yang dirilis oleh BPS sejalan dengan performa IKI yang berada di zona ekspansi.
Data terbaru, IKI Agustus 2025 berada di level 53,55. IKI Agustus 2025 mengalami kenaikan 0,66 poin secara bulanan, dan meningkat 1,15 poin dibandingkan IKI Agustus 2024. IKI merupakan hasil survei dan analisis terhadap 23 sub sektor industri pengolahan non-migas dengan melibatkan sampel sekitar 2.500 – 3.000 perusahaan industri.
Febri meyakini, hasil IKI akurat menggambarkan kondisi dan persepsi industri manufaktur nasional.
“Hasil IKI pun sejalan dengan data pertumbuhan industri yang dirilis oleh BPS, sehingga dapat menjadi acuan valid dalam menilai kondisi aktual sektor manufaktur nasional,” tandas Febri.
Selanjutnya: Katalog Promo Alfamidi Hemat Satu Pekan Periode 1-7 September 2025, Harga Spesial!
Menarik Dibaca: Katalog Promo Alfamidi Hemat Satu Pekan Periode 1-7 September 2025, Harga Spesial!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News