Reporter: Femi Adi Soempeno, Bloomberg |
BANGKOK. Ekspor gula dari Thailand, negara pengekspor terbesar kedua, kemungkinan anjlok 5% pada tahun 2011 lantaran pembeli lokal mendapat alokasi gula lebih banyak ketimbang pembeli di pasar global.
Menurut Office of the Cane and Sugar Board Thailand, pengiriman gula kemungkinan mencapai 4,4 juta ton di tahun 2011 dibandingkan dengan 4,63 juta ton tahun ini dan 5,1 juta ton di tahun 2009. Hal ini ditegaskan oleh Secretary-General Prasert Tapaneeyangkul, hari ini.
"Alokasi untuk konsumsi lokal meningkat 8,7% menjadi 2,5 juta ton pada tahun 2011 mendatang," kata Prasert, Senin (15/11).
Menyusutnya ekspor gula Thailand tersebut akan mengkerutkan suplai global dan kemungkinan akan memperpanjang reli harga gula yang telah digiring oleh buruknya cuaca di Brasil, negara penghasil gula terbesar di dunia. Pengiriman dari Thailand sebanyak 4,4 juta ton pada tahun 2011 mendatang merupakan rekor terendah sejak 2006.
"Ekspor kami akan menjadi lebih kecil, dan menjadi tahun penurunan ke-dua," kata Prasert. Produksi raw sugar diperkirakan mencapai 6,9 juta ton di tahun panen mulai akhir November, dibandingkan dengan 6,8 juta ton di tahun ini.
Kontrak harga raw sugar menyentuh level 33,39 sen per pound di ICE Futures U.S. di New York pada 11 November 2010 lalu, level tertinggi sejak Januari 1981.
Produksi tebu di tahun panen per akhir November kemungkinan anjlok menjadi 65 juta ton. Panenan tersebut 5% dibawah panenan saat ini yang mencapai 68,5 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News