Reporter: Herlina KD |
JAKARTA. Harga gula mentah alias raw sugar dunia kembali melambung. Ini menjadi tanda bagi para produsen gula rafinasi untuk melakukan penyesuaian harga gula rafinasinya.
Berdasarkan data Bloomberg, harga gula mentah dunia untuk pengiriman Maret 2011 di bursa ICE new York sudah mencapai 31,66 sen dolar per pound. Sebelumnya, harga gula mentah sempat menyentuh 31,81 sen dolarper pound. Harga ini adalah harga tertingginya sejak 29 tahun yang lalu yaitu Januari 1981.
Penurunan pasokan gula mentah asal Brazil sebagai salah satu negara produsen gula mentah dunia sebagai akibat cuaca yang tidak mendukung menjadi penyebab kenaikan harga ini. Asosiasi Industri Gula Brazil (Unica) memprediksikan gula di Brazil Selatan melorot 30% pada semester I produksi gula yang dimulai pada bulan Oktober, ketimbang periode yang sama tahun lalu. Pasokan gula mentah dunia tahun depan yang dimulai dari panenan bulan ini diperkirakan melorot menjadi 167 juta ton dari perkiraan awal sebanyak 173 juta ton.
Jonathan Kingsman, Managing Director of Lausanne, Broker Gula Kingsman SA mengatakan semua orang saat ini mencemaskan panen gula di Brazil saat ini dan untuk selanjutnya. "Masalahnya berada pada berkurangnya penjualan. Ketika orang butuh membeli, tidak ada suplai," ujar Kingsman seperti dikutip Bloomberg, akhir pekan lalu.
Kurangnya stok gula mentah dunia ini juga diperparah dengan aksi India sebagai produsen gula terbesar kedua setelah Brazil yang kemungkinan besar mengurangi ekspor gulanya karena penurunan produksi. "India menjadi salah satu pendukung kenaikan harga gula. Jika mereka mengendalikan atau membatasi ekspornya, maka akan menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian orang," kata Kingsman.
Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) M. Yamin Rahman mengungkapkan kenaikan harga gula mentah dunia ini sudah pasti akan mendongkrak harga gula rafinasi di dalam negeri. Sebab,"Bahan baku gula rafinasi di Indonesia masih diimpor, sehingga kalau harga gula mentah dunia naik, kita akan menyesuaikan," ujarnya kepada KONTAN Minggu (7/11).
Ia mengakui, akibat kenaikan harga gula mentah dunia ini membuat pada produsen sudah mulai menyesuaikan harga gula rafinasinya untuk industri yang membeli secara spot. "Tapi kenaikannya dilakukan secara bertahap, sebab sebagian produsen masih memiliki stok bahan baku," katanya.
Produsen, kata Yamin juga tidak bisa menaikkan harga gula rafinasi bagi konsumen industri yang sudah melakukan kontrak pembelian gula rafinasi sebelum harga raw sugar naik. Makanya,"Biasanya para produsen sudah langsung melakukan transaksi pembelian bahan baku setelah konsumen dari industri sudah melakukan kontrak pembelian. Ini dilakukan untuk menghindari kenaikan harga gula mentah lebih lanjut," jelas Yamin.
Biasanya, Yamin bilang ada jeda waktu antara kenaikan harga gula mentah dunia dengan kenaikan harga gula rafinasinya. "Jeda waktunya sekitar 2 bulan," katanya. Selain menyesuaikan dengan raw sugar, kenaikan harga gula rafinasi juga mempertimbangkan gula kristal putih untuk konsumsi rumah tangga. Nantinya, produsen akan menjaga harga rafinasi agar tidak terlalu jauh dengan gula putih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News