kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

2011, Harga gula mentah masih merangkak naik


Senin, 27 Desember 2010 / 14:39 WIB


Reporter: Herlina KD | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Kenaikan harga gula mentah dunia nampaknya masih akan berlanjut. Pasalnya, curah hujan yang tinggi diperkirakan masih akan terjadi di Brazil, salah satu produsen gula mentah terbesar di dunia. Akibatnya, pasokan gula mentah dari Brazil akan turun dan akan mengerek harga gula mentah dunia.

Direktur Eksekutif Thai Sugar Millers Corp, Vibul Panitvog mengatakan, dampak dari tingginya curah hujan di Brazil membuat harga gula mentah dunia pada Januari 2011 nanti akan bisa menyentuh 40 sen dolar per pound. "Cuaca buruk mengancam panen secara global," ujarnya, seperti dikutip Bloomberg akhir pekan lalu.

Berdasarkan data Bloomberg, harga gula mentah untuk pengiriman Maret 2011 di Bursa ICE New York pada Jum'at (23/12) yang lalu menyentuh rekor tertingginya di level 33,98 sen dolar per pound. Dibanding sebulan sebelumnya, harga gula mentah untuk pengiriman Maret 2011 masih ada di level 27,33 sen dolar per pound.

Vibul menambahkan, penurunan pasokan dari negara penghasil gula mentah ini juga mengakibatkan ketidakseimbangan antara permintaan gula mentah dan pasokannya. "Musim dingin di Florida dan salju tebal di Eropa juga akan memperburuk kondisi pasokan," ujarnya. Padahal, di saat bersamaan permintaan gula diperkirakan meningkat.

ABN Amro Bank NV dan VM Group memperkirakan, permintaan gula internasional pada periode tahun pasar yang berakhir September lalu sebesar 165,3 juta ton, lebih tinggi 3 juta ton ketimbang pasokan pada periode ini.

Amerika Serikat, misalnya, tahun 2010 - 2011 ini akan mengimpor gula mentah tambahan sekitar 300.000 ton. Sedangkan China, salah satu konsumen gula terbesar di dunia diperkirakan akan mengimpor gula hingga 3 juta ton.

Kenaikan harga gula mentah dunia ini tentu saja akan berdampak pada kenaikan harga gula rafinasi di dalam negeri. Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) M. Yamin Rahman mengakui, tingginya harga gula mentah saat ini berdampak terhadap harga gula rafinasi. "Tapi kenaikan harga gula rafinasi tidak akan setinggi gula rafinasi," ujar Yamin.

Ia menambahkan, harga jual gula rafinasi di dalam negeri masih lebih murah dari perhitungan harga internasional saat ini. "Bila dikalkulasi, harga pokok gula rafinasi saat ini lebih dari Rp 10.500 per kg, tapi di Indonesia harganya masih lebih murah dari itu," ungkapnya. Harga pokok gula rafinasi di dalam negeri juga harus disesuaikan dengan harga gula kristal putih. Ini dilakukan agar tidak terjadi disparitas harga yang menimbulkan adanya rembesan gula rafinasi ke pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×