Reporter: Raka Mahesa W |
JAKARTA. Menurunya produksi minyak nilam tahun ini menjadi 700-800 ton dari 1.000 ton pada tahun 2009 lalu membikin suplai Indonesia ke pasar global mengerut dan menggiring peningkatan harga. Apalagi, Indonesia mendominasi pasar minyak nilam dunia.
Togar R. Manurung, Ketua Umum Asosiasi Minyak Atsiri Indonesia menjelaskan, tahun 2009 lalu Indonesia bisa mengekspor minyak nilam sebesar 1.000 ton; atau 66,66% dari kebutuhan dunia tahun lalu yang mencapai 1.500 ton. Minyak nilam Indonesia dikapalkan ke Eropa sebanyak 30%, ke AS sebanyak 35%-40% dan sisanya ke beragam negara di dunia.
Tahun ini kebutuhan minyak nilam masih sama dengan tahun lalu. Namun, lantaran pasokan minyak nilam mengerut, harga pun melambung menjadi Rp 500.000 per kg di level pengumpul. Padahal, bulan Agustus 2010 lalu harga minyak nilam masih berkisar Rp 400.000 per kg.
Togar menghitung, kenaikan ini menguntungkan eksportir dan petani. Bila volume produksi minyak nilam terus tergerus, ia memperkirakan harga minyak nilam bisa menyentuh Rp 1 juta per kg pada awal tahun depan.
Hingga saat ini minyak nilam Indonesia belum mampu ditandingi oleh negara-negara lain. Afrika punya peluang untuk menyaingi minyak nilam Indonesia. Namun, Togar menghitung, Afrika membutuhkan 5-6 tahun lagi untuk bisa menyamai Indonesia. “Ada China tapi mutunya kurang, India juga kurang berhasil mengembangkan nilam,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News