Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Edy Can
JAKARTA. PT Pupuk Sriwijaya Holding menargetkan produksi pupuk tahun ini sebesar 11,95 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 10,52 juta ton akan disalurkan sebagai pupuk bersubsidi sebagai public service obligation (PSO).
Direktur Utama Pusri Holding Arifin Tasrif memaparkan, peningkatan produksi dilakukan dengan mengenjot jenis pupuk organik dari 600.000 ton menjadi 850.000 ton. Begitu pula dengan produksi pupuk NPK dari 2,5 juta ton menjadi 2,93 juta ton.
Arifin memperkirakan, peningkatan produksi akan memperbesar pendapatan sekitar 10% dari 2011 lalu yang sebesar Rp 40 triliun. "Ongkos produksi naik karena harga gas naik. Jadi kami menargetkan pendapatan naik 10% saja, asal ada bahan bakunya," kata Arifin ketika ditemui di sela Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR, Senin(30/1).
Pupuk Sriwijaya juga akan membangun tiga pabrik baru untuk menggenjot produksi. Tiga pabrik bernilai US$ 2 miliar ini akan menggantikan pabrik pupuk tua yang kurang efisien. "Efisiensinya bisa mencapai US$ 50 hingga US$ 60 per ton," kata Arifin.
Ketiga pabrik ini adalah Pupuk Kaltim V dengan investasi US$ 600 juta, Pusri II B dengan nilai investasi US$ 750 juta dan di Petrokimia Gresik US$ 600 juta. Investasi pabrik baru juga dilakukan untuk pembuatan phosporic acid yang menjadi bahan baku pupuk NPK di Petrokimia Gresik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News