Reporter: Yudo Widiyanto | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Pada tahun 2011 ini sektor industri alas kaki (sepatu dan sandal) siap menyerap sedikitnya 100.000 orang tenaga kerja baru. Peluang kerja ini menyusul investasi yang dilakukan oleh 22 perusahaan alas kaki asal Korea, Taiwan, dan Vietnam. Menurut Sekjen Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Ansari Bukhari saat ini ada 22 perusahaan yang mengajukan perizinan dan siap beroperasi."Wilayahnya tersebar di Sidoarjo Jawa Timur, Tangerang Banten, Purwakarta, dan Sukabumi Jawa Barat," kata Anshari, Selasa (8/2).
Rata-rata satu pabrik berkapasitas 600.000 pasang sepatu per bulan. Satu pabrik rata-rata bisa menyerap rata-rata 5.000 tenaga kerja. Menurut Anshari total investasi tidak bisa diperkirakan, namun ia memprediksi satu pabrik bisa menelan biaya Rp 50-60 miliar. Industri alas kaki memang tidak membutuhkan biaya besar, hanya saja butuh kecukupan tenaga kerja."Keuntungan buat kita adalah penyerapan tenaga kerja kira-kira total hingga 100,000 orang," katanya.
Sayangnya investasi pabrik tersebut menemui kendala. Salah satunya adalah kesulitan mencari tenaga kerja terlatih. Jika satu pabrik bisa terutilisasi penuh, perkiraan satu pabrik bisa menyerap lebih hingga 12.000. Karena itulah Kementerian Perindustrian mendirikan satu balai (pelatihan) di Sidoarjo, yang berfungsi melatih semua tenaga kerja."Kami langsung buat program di Sidoarjo salah satunya untuk cari tenaga kerja baru," jelasnya.
Menurut Anshari, jika satu pabrik sudah bisa menyerap hingga 12.000 tenaga maka produksi bisa naik 1,2 juta pasang sepatu per bulannya. Kementerian Perindustrian sendiri sudah merilis data bahwa di tahun 2010 lalu mereka melakukan restrukturisasi mesin industri alas kaki sebanyak 24 perusahaan dengan nilai investasi mencapai Rp 183 miliar dan pemberian insentif Rp 18,3 miliar.
Sementara itu Ketua Umum Asosiasi Industri Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko mengatakan dari 22 perusahaan itu ada yang sudah siap membangun pabrik, mengakuisisi pabrik kolaps, dan sebagian lain sudah mulai proses produksi.
Sebanyak empat dari 22 perusahaan sudah mulai produksi masing-masing ratusan ribu pasang sepatu per bulan. Eddy mengakui soal tenaga kerja memang susah sekali, antar perusahaan ini karyawan sudah saling bajak. Menurutnya sudah selayaknya Menakertrans memfasilitasi pendidikan dan pelatihan. "Semestinya pemerintah ikut memfasilitasi perekrutan tenaga kerja," kata Eddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News