Reporter: Asnil Bambani Amri |
JAKARTA. Naiknya kinerja ekspor sepatu Indonesia ke beberapa negara ternyata membuat khawatir pasar di luar negeri. Bahkan, Brasil mulai mengeluarkan jurus kebijakan non tarif (non tariff barriers) untuk menghadang masuknya sepatu ke negara mereka.
Brasil mengeluarkan kebijakan yang mengharuskan adanya Surat Keterangan Asal (SKA) dikeluarkan sebelum dikeluarkannya izin impor dari Brasil dengan alasan khawatir produk sepatu dari Indonesia disusupi oleh produk dari China.
“Impor sepatu dari Indonesia ke Brazil dicurigai circumvention (penyusupkan produk) dari cina,” kata Gusmardi Bustami, Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan International (KPI) di Jakarta, Rabu (20/10). Menurut Gusmardi, saat ini Kemdag sudah menyampaikan surat klarifikasi kepada pemerintah Brazil mengenai kasus tersebut.
Pemerintah Indonesia akan mengirimkan data perkembangan ekspor sepatu yang ditujukan ke Brasil. Rencananya, pada 29 Oktober 2010 mendatang akan ada tim dari Indonesia yang akan berangkat ke Brasil untuk menjelaskan masalah tersebut. “Nanti kami kirim Direktur Pengamanan Perdagangan, Kemdag kesana (Brasil),” ujar Gusmardi.
Gusmardi menegaskan, ekspor sepatu ke Brazil meningkat karena memang ada permintaan; bukannya karena ada transshipment sepatu dari China yang menggunakan SKA dari Indonesia. “Kami membantah adanya transshipment, saya kira itu tidak benar,” jelasnya.
Sementara itu Mantan Duta Besar Indonesia untuk Brasil, Bali Moniaga menyebutkan, Brasil mengambil langkah tersebut karena impor sepatu ke Negeri Samba meningkat. Hanya saja, Indonesia masih beruntung dibandingkan negara lainnya seperti China dan Vietnam yang terkena dumping sepatu masuk ke Brasil.
Selain Brasil, sepatu Indonesia tidak berkutik masuk ke Turki karena terkena safeguard.
Perbandingan nilai ekspor alas kaki
Januari – Agustus 2009 | Januari – Agustus 2010 | Pertumbuhan |
US$ 1.182.479.270 | US$ 1.633.718.095 | 38,16% |
Perbandingan volume eskpor
Januari – Agustus 2009 | Januari – Agustus 2010 | Pertumbuhan |
82.584.165 kg | 109.597.188 kg | 32,71% |
Sumber: Kemdag
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News