Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Perusahaan minuman ringan PT Coca-Cola Amatil Indonesia, telah berinvestasi US$ 300 juta dalam tiga tahun terakhir.
Dalam siaran pers perusahaan yang diterima KONTAN, Kamis (2/7), dalam tiga tahun terakhir, CCAI telah meresmikan 18 lini produksi baru, menempatkan 150.000 lemari pendingin, serta membangun tiga MDC. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas lokal dengan total investasi lebih dari US$ 300 juta.
Untuk diketahui, CCAI merupakan anak usaha dari Coca-Cola Amatil (CCA) yang berkantor pusat di Australia. CCAI mempunyai dua anak usaha yaitu PT Coca-Cola Bottling Indonesia dan PT Coca-Cola Distribution Indonesia.
Sedangkan PT Coca-Cola Indonesia merupakan perwakilan TCCC sebagai pemegang brand dan lisensi dari Atlanta, Amerika Serikat. Segala manufaktur dan produksi dilakukan oleh CCAI yang telah peroleh lisensi dan pengawasan dari PT Coca-Cola Indonesia.
Catatan saja CCAI memiliki sembilan pabrik di Indonesia. Lokasi pabrik mereka yaitu di Medan, Padang, Lampung, Surabaya, Semarang, Cibitung, Cikedok, Bali dan Sumedang.
Selain itu, CCAI memiliki produksi karbonasi dan non-karbonasi. Adapun lini produksi non karbonasi terdiri dari minuman isotonik, juice, teh, air minum dalam kemasan, dan susu.
Minuman karbonasi produksi CCAI adalah Coca-Cola, Fanta, Sprite, Diet Coke, Coke Zero, dan Schweppes. Adapun produksi minuman isotonik mereka adalah Aquarius dan Powerade Isotonik. Untuk lini produksi juice, mereka mengeluarkan produk Minute Maid Pulpy.
Sementara itu, untuk produksi teh, perusahaan mengeluarkan merek Frestea. Sedangkan dari lini produksi, susu perusahaan mengeluarkan produk Nutriboost.
Berdasarkan laporan keuangan CCA yang merupakan perusahaan yang tercatat di bursa efek Australia, total pendapatan CCA pada 2014 adalah A$ 4,94 miliar. Adapun pendapatan dari wilayah Indonesia dan Papua Nugini pada 2014 adalah sebesar A$ 927,5 juta atau setara dengan 18,76% dari total pendapatan CCA. Pendapatan tersebesar CCA berasal dari penjualan di wilayah Australia yang sebesar A$ 3,47 miliar, sisanya dari wilayah New Zealand dan Fiji yang sebesar US$ 540,7 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News