Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Acset Indonusa Tbk (ACST) masih cukup optimistis bisa mendapatkan proyek baru minimal Rp 400 miliar lagi dalam tiga bulan ke depan guna mencapai target kontrak baru yang sudah dipatok perusahaan Rp 7,5 trilin di tahun 2017.
Hingga kuartal III atau selama periode Januari-September 2017, ACST sudah berhasil mengantongi kontrak anyar Rp 7,14 triliun atau 95,2% dari target di pasang. Perusahaan konstruksi ini masih optimis bisa mengapai target sampai akhir tahun.
ACST masih cukup optimis karena saat ini perusahaan bagian dari Astra Group ini sedang mengikuti tender beberapa tender proyek. "Sebagian besar dari tender proyek yang diikuti masih di infasruktur. Tetapi ada juga beberapa dari konstruksi dan pondasi," kata Maria Cesilia Hapsari, Sekretaris Perusahaan ACST pada KONTAN, Minggu (1/10).
Maria berharap tender-tender tersebut berjalan lancar sehingga bisa menyumbang ke kontrak baru perusahaan tahun ini. Sementara sebelumnya, Jeffrey Gunadi Chandrawijaya, Direktur Utama ACST bilang, dalam mengincar proyek infrastruktur, pihaknya lebih fokus pada proyek-proyek yang masuk dalam proyek strategis nasional (PSN) karena menurutnya resiko proyek-proyeknya jauh lebih rendah.
Nilai tender proyek infrastruktur yang diikuti lebih dari Rp 1 triliun dan kebanyakan berasal dari proyek jalan tol.
Adapun kontrak baru yang sudah didapat Acset Indonusa hingga kuartal III tersebut juga didominasi oleh proyek infrasruktur yakni proyek tol Kunciran-Serpong, tol Jakarta-Cikampek II Elevated senilai Rp 6,6 triliun, dan tol Terbagi Besar Kayu Agung yang merupakan bagain dari tol Trans Sumatera.
Sedangkan dua lagi proyek yang didapat berkaitan dengan pondasi yakni proyek soil improvement work (central Java Project) dan pekerjaan bored pile St. Regis. Serta satu proyek konstruksi mixed-use development di Kebon Sirih.
ACST juga akan terus mengandalkan strategi kerjasama partnership dalam mengincar proyek-proyek baru. Hal itu dilakukan agar perusahaan bisa menggarap lebih banyak proyek dan memitigasi resiko.
Pasalnya,kekuatan perusahaan saat ini ada di sektor fondasi, sehingga perlu melibatkan partner untuk membidik proyek infrastruktur yang memiliki pengerjaan kontruksi ke atas.
Salah satu proyek yang digarap ACST dengan menggandeng partner adalah proyek Indonesia I dan proyek tol Jakarta Cikampek Elevated. Perusahaan menggandeng mitra yang memiliki kompetensi yang lebih tinggi. Dengan strategi itu pula, perusahaan tidak akan bermasalah dengan kekurangan SDM meskipun banyaak proyek yang telah mereka dapatkan.
Dalam mengarap proyek-proyek yang sudah didapat, ACST masih mengandalkan kas internal, pinjaman perbannkan dan pinjaman dari pemilik saham (shareholder) dalam hal ini Astra Group. Tahun ini, perusahaan sudah mendapatkan pinjaman dari Astra Rp 600 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News