Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tendi Mahadi
Penjualan di sektor laki-laki menempati porsi tertinggi yakni 34,8%, diikuti sepatu, tas dan aksesoris sebesar 24,2%, dan makanan minuman menyumbang porsi 18,3%. Selanjutnya sektor perempuan, anak-anak, dan mainan menyumbang masing-masing 10,6%, 8,7%, dan 3,4%.
Total laba kotor yang diperoleh perseroan sebesar Rp614 miliar atau mencerminkan marjin laba kotor 28,0%. Adapun laba kotor tersebut mengalami penurunan sebesar 60,9% dari Rp1,56 triliun di periode yang sama tahun lalu, atau mencerminkan marjin laba kotor 29,8%.
Penurunan marjin laba kotor tersebut disebabkan oleh meningkatnya kontribusi penjualan Supermarket dengan marjin laba kotor yang lebih rendah.
Baca Juga: Jaga protokol kesehatan, Astra Daihatsu Motor buat aplikasi untuk monitor karyawan
Untuk menindaklanjuti penurunan penjualan dan laba kotor, Ramayana mengambil langkah untuk melakukan kontrol ketat dan efisiensi terhadap biaya operasional secara menyeluruh, termasuk upaya untuk mendapatkan keringanan biaya sewa dari pihak developer.
Adapun total biaya operasional perseroan di kuartal II 2020 turun sebesar 52,9% menjadi Rp 256 miliar, dari Rp 543 miliar di kuartal II tahun lalu. Total laba bersih yang dapat diatribusilan kepada pemilik entitas induk turun 99% dari Rp 589,83 miliar menjadi hanya Rp 5, 36 miliar.
Walaupun mengalami pukulan keras, RALS masih membuka lagi gerai baru pada Mei di Cikupa. Total gerai RALS sebanyak 118 unit dengan total luas toko sebesar 953,68 meter persegi.
Selanjutnya: Link Net (LINK) perpanjang kontrak pemanfaatan tiang listrik PLN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News