Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) buka suara terkait kericuhan yang terjadi di sekitar wilayah Proyek Emas Pani alias Pani Gold Project (PGP). MDKA sendiri merupakan perusahaan induk dari PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS) dan PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM) yang mengelola PGP.
Lewat keterangan resmi yang disiarkan Kamis (21/9), MDKA dengan tegas mengecam tindakan perusakan yang dilakukan oleh kelompok anarkis terhadap fasilitas PGP dan kantor-kantor Pemerintah Pohuwato di Wilayah Marisa, Kabupaten Pohuwato - Provinsi Gorontalo pada Kamis (21/9).
Presiden Direktur PETS dan GSM Boyke Poerbaya Abidin menyampaikan tindakan anarkis ini tidak hanya merugikan perusahaan, tetapi juga fasilitas publik lainnya yang mengancam keberlanjutan operasi perusahaan dan keamanan masyarakat Kota Marisa dan sekitarnya.
"Kami sangat menyayangkan insiden ini dan mengecam tindakan anarkis yang dilakukan oleh oknum massa pendemo yang tidak bertanggung jawab. Mengakibatkan terjadinya kerusakan tidak saja pada aset dan fasilitas di areal pioneer camp PGP tetapi juga fasilitas publik seperti kantor Bupati Pohuwato, DPRD Pohuwato, dan banyak lagi," kata Boyke dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (22/9).
Baca Juga: Perusahaan Terkendali Milik Merdeka Copper (MDKA) Gelar Transaksi Afiliasi Rp 4,99 M
Merujuk keterangan tersebut, perusakan yang terjadi di PGP diawali dengan unjuk rasa oleh Forum Persatuan Ahli Waris Penambang Pohuwato yang melakukan kegiatan penambangan tanpa izin (PETI) di area operasi PGP agar dapat terus melakukan kegiatan.
Padahal, aktivitas tersebut tidak saja berbahaya bagi mereka sendiri, tetapi juga menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengancam kesehatan masyarakat Marisa.
Sejak Desember 2022, Manajemen PGP telah melakukan musyawarah dengan kelompok PETI difasilitasi oleh Satgas yang terdiri dari Forkopimda Pohuwato, Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia (APRI), Aliansi Penambang, KUD Dharma Tani serta perwakilan PGP. Tujuannya untuk menghimbau kelompok PETI agar meninggalkan kegiatan penambangan dimana PGP beroperasi.
Sampai hari ini, PGP telah memberikan tali asih dan pilihan program alih profesi yang telah diterima oleh lebih dari 2.200 penambang.
Adapun, PGP beroperasi berdasarkan Izin Usaha Pertambangan, yang sudah dimiliki oleh PT PETS dan Kontrak Karya yang dimiliki oleh PT GSM. Izin tersebut diperlukan untuk melaksanakan kegiatan operasi baik dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Boyke menyatakan, Grup Merdeka Copper Gold mengedepankan dialog dan musyawarah dengan seluruh pemangku kepentingan sebagai cara untuk menjaga komunikasi dan hubungan baik.
"Kami terbuka untuk berdiskusi dengan semua pihak dalam membahas isu-isu yang muncul berkaitan dengan PGP dan mencari solusi terbaik untuk semua pihak," ungkap Boyke.
Boyke menegaskan komitmen dan upaya untuk terus menjaga situasi yang kondusif dan aman bagi seluruh karyawan PGP dan masyarakat Marisa dan bekerjasama dengan para pihak berwenang. "Dan mengupayakan solusi terbaik dalam menyelesaikan isu yang terjadi dengan tetap mematuhi prosedur hukum yang berlaku" tandas Boyke.
Sebagai informasi, Proyek Emas Pani saat ini tengah melakukan studi kelayakan yang rencananya akan selesai pada kuartal IV-2023. Proyek Emas Pani rencananya akan dibangun secara bertahap, dengan potensi produksi puncak tahunan sebesar lebih dari 450.000 ounces emas per tahun.
Pada Mei 2023, MDKA mengumumkan estimasi sumber daya mineral untuk Proyek Emas Pani sebesar 275,8 juta ton dengan kadar 0,75 g/t emas yang mengandung 6,63 juta ounces emas. Hal ini merupakan estimasi kedua dari gabungan sumber daya antara area Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Kontrak Karya Proyek Emas Pani yang berada di Zona Baganite.
Selain melanjutkan pengeboran untuk estimasi sumber daya mineral selanjutnya, Proyek Emas Pani sedang membangun jalan, akomodasi, fasilitas, dan infrastruktur pendukung yang dijadwalkan selesai pada kuartal III-2023.
Dalam pengembangan Proyek Emas Pani, MDKA mengucurkan belanja modal (capex) dengan alokasi anggaran US$ 110 juta untuk tahun ini. Jika dikonversi dengan asumsi kurs saat ini sebesar Rp 15.375 per dolar AS, jumlah itu setara Rp 1,69 triliun.
Head of Corporate Communication Merdeka Copper Gold Tom Malik menegaskan, MDKA tetap berkomitmen untuk mengembangkan Proyek Emas Pani. Dia menyatakan, saat ini konsentasi MDKA adalah memastikan keaman karyawan dan warga Marisa serta operasi perusahan dapat berjalan normal kembali.
"Kami mengharapkan dukungan semua pihak agar proyek yang akan berdampak signifikan terhadap pembangunan dan ekonomi Pohuwato dapat berjalan lancar," ungkap Tom kepada Kontan.co.id, Jumat (22/9).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News