Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal
KONTAN.CO.ID - Perusahaan induk pertambangan logam dan mineral terkemuka di Indonesia, PT Merdeka Copper Gold Tbk (IDX: MDKA), melaporkan perkembangan perusahaan dan proyek-proyek strategis di sejumlah entitas usaha yang positif selama kuartal II tahun 2023.
Dari sisi kualitas fundamental Perusahaan, sebagai emiten tambang dengan portofolio aset yang besar dan memiliki manajemen yang baik, Merdeka Copper Gold baru saja melunasi pembayaran pokok serta pembayaran bunga ke-12 dari Obligasi Berkelanjutan I Merdeka Copper Gold tahap I tahun 2020 seri B. Pelunasan ini dilakukan MDKA pada Minggu (30/7).
Melansir Kontan.co.id, obligasi yang jatuh tempo tanggal 30 Juli 2023 tersebut terdiri dari pokok obligasi senilai Rp726,35 miliar dan bunga ke-12 sekitar Rp19,06 miliar. Bila ditotal, jumlah pelunasan pokok dan pembayaran bunga ke-12 obligasi ini senilai Rp745,41 miliar.
Selama kuartal II 2023, produksi perusahaan berkode saham MDKA itu menunjukkan tren positif dari beberapa proyek. Produksi emas dari operasi Tambang Emas Tujuh Bukit di Banyuwangi mencatatkan 38.447 ounces dengan biaya berkelanjutan All-In Sustaining Cost (AISC) sebesar US$1.060/oz. Berdasarkan catatan MDKA, produksi semester pertama 2023 telah berjalan sesuai rencana sebesar 120.000–140.000 ounces emas dengan AISC US$1.100–1.300/oz setelah dikurangi hasil perak.
Pada bulan Juli 2023, MDKA mencatatkan 20 juta jam kerja tanpa Lost Time Injury (LTI) Hal ini membuktikan fokus MDKA terhadap keselamatan semua unit kegiatan operasional dan praktik bisnis. Selain itu, MDKA juga berhasil mengidentifikasi perluasan mineralisasi dari tambang dalam area konsesi untuk meningkatkan sumber daya dan umur tambang.
Di area operasional lain, Tambang Tembaga Wetar juga berhasil memproduksi 3.128 ton tembaga dengan biaya berkelanjutan (AISC) sebesar US$4,91/lb. Produksi ini masih dapat terus meningkat untuk mencapai 16.000–20.000 ton tembaga di akhir tahun 2023 nanti.
Selain produksi tembaga, Tambang Tembaga Wetar direncanakan dapat memaksimalkan nilai bijih piritnya untuk diproses lebih lanjut pada Proyek AIM (Acid, Iron, Metal) untuk produksi asam, uap, tembaga, pelet bijih besi, emas dan perak. Rencana pengiriman bijih pirit ke Proyek AIM dijadwalkan pada paruh kedua tahun 2023 sehingga mampu meningkatkan sumber pendapatan untuk Tambang Tembaga Wetar.
Sementara itu, Merdeka Copper Gold juga sedang mengembangkan Proyek Emas Pani yang akan menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia yang berlokasi di Gorontalo, Sulawesi Utara. Mengandung 6,63 juta ounces emas. Proyek Emas Pani masih memiliki potensi pengembangan sumber daya lebih lanjut dalam jangka panjang.
Berdasarkan hasil pengeboran, Proyek Emas Pani konsisten menunjukkan kontinuitas mineralisasi yang mampu meningkatkan sumber daya dan potensi perluasan area sumber daya. Untuk itu, MDKA terus mengembangkan studi kelayakan yang ditargetkan selesai pada kuartal IV 2023.
Tidak hanya dua proyek tersebut, Proyek Tembaga Tujuh Bukit juga menunjukkan hasil Pra-Studi Kelayakan untuk menjadi tambang bawah tanah kelas dunia berumur panjang dengan kapasitas produksi 24 juta ton bijih per tahun. Proyek ini diperkirakan dapat memproduksi maksimal 112 ribu ton tembaga dan 366 ribu ounces emas dalam konsentrat per tahun.
Pra-Studi Kelayakan sendiri didasarkan pada 404 juta ton sumber daya dari proyek sebesar 1,7 milyar ton. Dengan kabar baik tersebut, Merdeka Copper Gold turut mengembangkan Studi Kelayakan yang mampu meningkatkan level akurasi dan detail proyek pada tahun 2024. MDKA pun siap menginvestasikan sekitar US$757 Juta untuk pengembangan proyek tahap pertama dengan menggunakan metode Sub-Level Cave (SLC).
Berdasarkan data Merdeka Copper Gold, Proyek Tembaga Tujuh Bukit memiliki sumber daya sebesar 1,71 miliar ton bijih pada kadar 0,47% Cu dan 0,50 g/t Au yang mengandung sekitar 8,1 juta ton tembaga dan 27,4 juta ounces emas, termasuk sumber daya terindikasi sebesar 442 juta ton pada 0,60% Cu dan 0,66 g/t Au.
Ekspansi proyek
Setelah initial public offering (IPO) pada bulan April 2023 lalu, anak perusahaan MDKA, PT Merdeka Battery Materials mendapatkan suntikan modal senilai Rp9,2 triliun untuk memaksimalkan portofolio dengan mengembangkan proyek-proyek meningkatkan hilirisasi nikel untuk kendaraan listrik. Pada kuartal II, emiten berkode MBMA itu berhasil menyelesaikan akuisisi 60% kepemilikan di PT Huaneng Metal Industry (HNMI) yang menyediakan fasilitas konversi nikel matte kadar tinggi yang berlokasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Di kuartal yang sama juga, MBMA berhasil melakukan commissioning pabrik RKEF (Rotary Klin-Electric Furnace) ketiga, yang akan meningkatkan produksi NPI (nickel pig iron) MBMA menjadi 88.000 ton per tahun. Dengan modal dan potensi yang tersedia, Tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) milik MBMA akan mulai mengirimkan bijih ke pabrik peleburan RKEF di IMIP.
Dengan menyisakan waktu empat bulan lagi, MDKA akan terus meningkatkan investasi untuk mendanai pertumbuhan dan pengembangan lebih lanjut pada beberapa proyek masa depan seperti pra-konstruksi Proyek Emas Pani, penyelesaian Studi Kelayakan Proyek Tambang Tembaga Tujuh Bukit, penyelesaian Wetar Barge Jetty untuk pengiriman pirit bijih Proyek AIM, meningkatkan aktivitas penambangan di Tambang SCM, penyelesaian konstruksi dan peralihan ke kesiapan operasional di Proyek AIM, serta peningkatan kapasitas di smelter ZHN menjadi 50.000 ton nikel dalam NPI per tahun.
Dengan pengembangan berbagai proyek, Merdeka Copper Gold saat ini sedang proses transisi pengoperasian dua tambang jangka pendek berbiaya rendah ke beberapa tambang kelas dunia berumur panjang. Melalui langkah strategis yang telah dipersiapkan, Merdeka Copper Gold optimis mampu berkembang menjadi salah satu perusahaan tambang terdepan di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News