Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Langkah pemerintah membuat sejumlah proyek infrastruktur akan menguntungkan perusahaan beton karena akan terjadi peningkatan produksi beton. Sebut saja, tiga perusahaan beton yakni PT Waskita Beton Precast (WBP), PT Adhi Persada Beton, dan PT Betonjaya Manunggal Tbk mengharapkan pemerintah segera merealisasikan rencana pembangunan infrastruktur.
Jarot Subana, General Manager PT Waskita Beton Precast, mengatakan, prospek bisnis beton akan meningkat jika pemerintah mulai membangun proyek infrastruktur. Tanpa proyek infrastruktur saja, produksi beton bertambah untuk mendukung proyek pengembangan bisnis di bawah payung PT Waskita Karya Tbk (WSKT) seperti jalan tol.
"Produksi beton akan naik di kuartal IV-2015," kata Jarot, kepada KONTAN, Kamis (5/11).
Pada kuartal akhir ini, anak perusahaan Waskita Karya akan memproduksi 700.000 ton beton untuk mencapai target 1,80 juta ton beton pada akhir tahun 2015, sedangkan perusahaan telah memproduksi 1,10 juta ton beton per kuartal III-2015.
Jenis beton yang paling banyak permintaan adalah jenis girder dan spun pile dengan mayoritas produksi mencapai 70%. Jarot bilang, beton ini untuk kebutuhan membangun jalan tol, dermaga dan gedung. Harapannya, produksi beton yang besar dapat meningkatkan pendapatan mencapai Rp 1,6 triliun dan laba Rp 211 miliar pada akhir tahun ini.
Ki Syahgolang Permata, Sekretaris Korporasi PT Adhi Karya Tbk (ADHI), menambahkan, pihaknya telah mendirikan perusahaan beton melalui PT Adhi Persada Beton untuk memenuhi permintaan produk beton. Perusahaan memiliki dua pabrik beton di Sadang,Jawa Barat dan Mojokerto,Jawa Timur. "Saat ini, produksi beton telah meningkat hingga di atas 800.000 ton per ton per tahun," ucap Ki.
Kedepan, perusahaan optimis bisnis beton akan tumbuh pesat seiring dengan maraknya proyek-proyek infrastruktur, terutama milik pemerintah seperti pembangunan infrastruktur untuk mass rapid transit (MRT) dan light rail transit (LRT). Tahap awal, produksi beton ini untuk memenuhi kebutuhan induk usaha Adhi Karya, serta memungkinkan produksi beton untuk perusahaan lain.
Sementara itu, Saiful Fuad, Juru Bicara PT Betonjaya Manunggal Tbk, menuturkan, pihaknya juga ingin memperoleh permintaan beton dari proyek-poryek infrastruktur di Tanah Air. Pasalnya, produksi beton Betonjaya hanya dijual ke distributor dan toko sehingga belum dapat memproduksi secara besar. "Kami baru memproduksi 32.000 ton beton per tahun," katanya.
Wajar saja, perusahaan mengharapkan durian runtuh dari proyek-proyek infrastruktur karena penjualan beton terjadi penurunan. Perusahaan berkode saham BTON di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mencatat penurunan penjualan sebesar 27,39% menjadi Rp 55,72 miliar per kuartal III-2015 dibandingkan Rp 76,74 miliar per kuartal III-2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News