Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona juga berdampak pada kinerja PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) di semester pertama tahun ini. Perusahaan juga sudah mengerek harga penjualan.
Direktur SMKL Herryanto Setiono Hidayat mengatakan, harga kertas sudah naik kurang lebih 10% di awal tahun karena pengaruh dolar Amerika Serikat (AS). Maka dari itu, SMKL juga kerek harga jual kemasan sebesar 3%-5% terutama untuk konsumen di luar kontrak.
Meski pada masa menjelang Idul Fitri harga kertas cenderung naik, Herryanto menyatakan harga kertas pada bulan Juni 2020 tidak ada kenaikan karena permintaan masih di bawah normal sehingga satu sampai dua bulan ke depan harganya bakal relatif stabil.
Baca Juga: Satyamitra Kemas Lestari (SMKL) optimistis lebaran akan jadi momen pendongkrak bisnis
"Sejauh ini posisi stok bahan baku kertas masih aman karena didukung oleh pabrik kertas terbesar di Indonesia dan tambahan dari impor. Selain itu pabrik SMKL selalu menyediakan stok kertas untuk 1,5 bulan sampai 2 bulan ke depan," jelas dia kepada Kontan.co.id, Kamis (4/6).
Selain sudah menyediakan stok kertas, Herryanto juga mengakui penggunaan kertas saat ini tidak signifikan karena pemakaian kertas cenderung turun sehingga kesediaan kertas di pabrik relatif aman.
Meski kapasitas pabrik tetap dijaga di kisaran 70%-80% tetap saja SMKL merasakan penurunan penjualan akibat efek pandemi virus corona.
"Kinerja SMKL di semester I 2020 pasti ikut terpengaruh virus corona. Tetapi dengan segala usaha yang dilakukan, penurunan penjualannya masih di bawah 10% dibandingkan kuartal I 2020," jelasnya.
Dalam rangka mempertahankan kinerjanya di sepanjang tahun ini, Herryanto menjelaskan strategi yang dilakukan SMKL adalah efisiensi di semua sektor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News