kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pecah kongsi Pertamina Power-Marubeni terkait soal saham di proyek FSRU Jawa 1?


Senin, 11 November 2019 / 08:36 WIB
Pecah kongsi Pertamina Power-Marubeni terkait soal saham di proyek FSRU Jawa 1?
ILUSTRASI. Progres PLTGU Jawa 1 mencapai 39%


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKAFRTA. Perseteruan Pertamina Power (PPI) dan Marubeni di proyek PLTGU Jawa 1 merembet. Kali ini, Pertamina Power Indonesia tak ingin lagi berpatner dengan Marubeni di proyek listrik Bangladesh.

Ada dua patner yang berpeluang menggantikan Marubeni di proyek IPP Bangladesh, yakni Sumitomo dan ENGIE sesuai dengan peringkat yang pernah dibuat oleh Pertamina sebelum memilih partner di proyek listrik Bangladesh.

Baca Juga: Pertamina-Marubeni berseteru, berikut penjelasan lengkap Dirut Pertamina Power

Pergantian Marubeni di proyek Bangladesh karena Pertamina Power kecewa dengan masalah yang terjadi di proyek PLTGU Jawa 1 dan Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Jawa 1. Salah satu masalah yang mencuat adalah soal etika bisnis Marubeni yang dianggap Pertamina Power tidak sesuai dengan good corporate governance (GCG) perusahaan.

Misalnya soal adanya dugaan permintaan sebagian saham milik Humpuss di proyek FSRU Jawa 1, lalu ada juga soal harga lahan, lebih memilih impor pipa gas ketimbang memenuhi tingkat komponen dalam negeri (TKDN), dan lainnya.

Asal tahu saja, proyek FSRU Jawa 1 dan PLTGU Jawa 1 adalah proyek yang dikomandoi oleh Pertamina Power dengan saham mayoritas, kemudian ada Marubeni dan Sojitz. Sementara di proyek FSRU Jawa 1 ada Pertamina Power yang memegang 26% saham, Humpuss 25%, Marubeni 20%, Exmar 19% (Sebelum diganti MOL), Sojitz 10%.

Meski demikian pergantian Marubeni di proyek IPP Bangladesh tersebut baru sebatas permintaan Pertamina Power dan harus diputuskan oleh Direksi Pertamina segera mungkin. Saat ini PPI memimpin proyek IPP Bangladesh 1,2 GW atau 1.200 MW, dimana Marubeni adalah salah satu partner yang diajak bergabung sejak Agustus 2017.

Namun dikarenakan proyek IPP Bangladesh berada di luar Indonesia dan memiliki risk exposure cukup tinggi, plus tingginya kompleksitas proyek IPP Bangladesh sehingga sangat memerlukan partner yang solid. Kebetulan consortium agreement antara Pertamina dan Marubeni telah berakhir pada tanggal 27 Juni 2019.

Baca Juga: Kongsi Pertamina Power-Marubeni di PLTGU Jawa-1 retak, PLN: Tak boleh ganti kongsi

"Maka dengan mengacu pada prinsip-prinsip GCG dan Pedoman Kerja Sama Bisnis Pertamina  No. A-001/G00000/2017-S0 Revisi Ke-1, PPI memutuskan untuk tidak memperbaharui consortium agreement dengan Marubeni yang sudah berakhir tersebut di proyek IPP Bangladesh," tulis dalam surat Direktur Utama Pertamina Power Indonesia Ginanjar yang diperoleh Kontan.co.id.




TERBARU

[X]
×