kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pecah kongsi Pertamina Power-Marubeni terkait soal saham di proyek FSRU Jawa 1?


Senin, 11 November 2019 / 08:36 WIB
Pecah kongsi Pertamina Power-Marubeni terkait soal saham di proyek FSRU Jawa 1?
ILUSTRASI. Progres PLTGU Jawa 1 mencapai 39%


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

Atas surat keinginan pergantian Marubeni itu, Direktur Keuangan Pertamina Pahala N Mansury dan Direktur Perencanaan, Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina mempertanyakan pergantian Marubeni di proyek IPP Bangladesh.

Dari pertanyaan Pahala tersebut, Direktur Utama Pertamina Power berkirim surat balasan dengan nomor 139/PPI100000/2019-SO mengenai penjelasan atas evaluasi partnership untuk proyek IPP 1.200 MW bangladesh berdasarkan good corporate govermance.

Baca Juga: Pertamina-Marubeni-Sojitz pisah, bagaimana nasib PLTGU Jawa-1 dan PLTGU Bangladesh?

Dalam surat itu penyebutkan bahwa pemilihan patner di Bangladesh sudah sesuai dengan keputusan direksi terdahulu pada 23 Juni 2015. Waktu itu, ada 10 patner yang disiapkan dengan urutan rangking. Rangking pertama diduduki Sumitomo dan kedua Marubeni, namun kemudian dipilih Marubeni sebagai patner di proyek IPP Bangladesh.

Namun melihat dinamika bisnis IPP saat ini, maka patner yang awalnya adalah Marubeni akhirnya tidak diteruskan karena consortium agreement telah berakhir pada tanggal 27 Juni 2019.

Maka, ada dua patner yang berpeluang masuk menggantikan Marubeni di proyek pembangkit 1.200 MW di Bangladesh. Keduanya adalah Sumitomo dan ENGIE.

Masih dalam surat tertanggal 1 November 2019 itu, pertimbangan keputusan direksi Pertamina Power mengganti Marubeni dari proyek Bangladesh karena beberapa hal. Salah satunya adalah soal pengaduan Humpuss (anggota konsorsium FSRU Jawa 1) untuk memberikan sebagian sahamnya atau 10% kepada sebuah perusahaan.

Baca Juga: Sempat disaksikan Jokowi, Kongsi Pertamina & Marubeni bubar di proyek IPP Bangladesh

Dalam suratnya, Ginanjar menyebutkan bahwa Pertamina Power tidak pernah memberikan arahan apapun terkait hal tersebut dan pemilihan anggota konsorsium FSRU telah berdasarkan sistem yang transparan yang menghasilkan anggota konsorsium berikut. Yakni, Pertamina Power menguasai 26% saham, Humpuss 25%, Marubeni 20%, Exmar 19% (Sebekum diganti MOL), Sojitz 10%.

Menanggapi surat tersebut, Presiden Komisaris Humpuss Intermoda Transportasi Theo Lekatompessy mengatakan, pihaknya tidak bisa berkomentar karena Humpuss melalui anak usaha PT Gas & Transport Services Ind tidak ikut apa apa hanya sebagai kontraktor saja.

"Jadi tidak pernah dilibatkan dalam isu antar sponsor dan tidak tahu apa-apa serta tidak dapat manfaat atau dirugikan selama ini," ungkap dia kepada Kontan.co.id (10/11).

Baca Juga: Ini dibalik masuknya Indonesia Power di PLTGU Jawa 1, PLN turun tangan?

Direktur Utama Pertamina Power Ginanjar membenarkan bahwa surat itu memang dikirimkan ke direksi Pertamina untuk menjawab sebuah memo. "Semua tertulis dan tercatat disana adalah benar," kata dia singkat ke Kontan.co.id, Senin (11/11).

Slamet Muhadi, Direktur Anak Usaha Marubeni Indonesia belum menanggapi pertanyaan Kontan.co.id soal adanya upaya permintaan saham kepada Humpuss. Pun soal permintaan tanggapan pergantian mitra di proyek listrik Bangladesh juga belum dibalas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×