Reporter: Azis Husaini, Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA.PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memutuskan untuk menunda Commercial Operation Date (COD) tiga pembangkit jumbo milik Independent Power Producer (IPP) atau pengembang listrik swasta.
Ada tiga pembangkit yang jadwal komersialnya akan ditunda menjadi tahun 2022 mendatang. Ketiganya itu adalah pertama, PLTGU Jawa I milik PT Pertamina Power Indonesia yang mestinya COD pada Desember 2021.
Kedua, PLTU Tanjung Jati B milik konsorsium PT Bhumi Jati Power (BJP), terdiri dari Sumitomo Corporation, PT United Tractors Tbk, dan The Kansai Electric Power Co yang mestinya COD pada Desember 2021.
Baca Juga: Pertamina menjamin pasokan BBM dan LPG jelang Idul Fitri
Ketiga, PLTU Batang milik Adaro Energy yang mestinya bisa COD Desember 2021. Direktur Megaproyek PT PLN Ikhsan Asaad mengatakan bahwa saat ini PLN sedang melakukan konsultasi kepada para IPP tersebut.
"Kami konsultasi dengan IPP untuk memundurkan COD-nya karena ada oversupply listrik dan PLN bisa terkena take or pay (top) kalau tidak dipakai," ungkap dia kepada KONTAN, Jumat (7/5).
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Padjajaran, Yayan Satyaki menilai, keputusan PLN untuk menunda COD 3 pembangkit bisa jadi merupakan mitigasi risiko terhadap permintaan listrik yang belum pulih sepenuhnya.
“Jika kita lihat hasil kinerja pertumbuhan ekonomi triwulan I 2021, pertumbuhan sudah membaik, tetapi belum dalam kapasitas optimal untuk memulihkan demand atas energi secara seimbang,” jelas Yayan saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (7/5).
Mengintip catatan Kontan.co.id sebelumnya, konsumsi listrik nasional secara total memang belum menunjukkan pertumbuhan di tiga bulan pertama tahun ini. Dalam wawancaranya dengan Kontan.co.id pada akhir April 2021 lalu, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril sempat mengungkap bahwa realisasi konsumsi listrik nasional di sepanjang kuartal I 2021 mencapai 60,33 terawatt hour (TWh), turun 1,34% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Baca Juga: BKPM teken kerja sama dengan China ENFI Engineering, begini tanggapan MIND ID
Secara terperinci, realisasi konsumsi listrik nasional di kuartal I 2021 terdiri atas konsumsi segmen residensial atawa rumah tangga sebesar 27 TWh, segmen industri 19,02 TWh, segmen bisnis 10 TWh, serta sisanya segmen publik dan lainnya.
Dalam realisasi konsumsi listrik itu, segmen rumah tangga sebenarnya masih mengalami pertumbuhan 3,31% secara tahunan atawa year-on-year (yoy). Namun demikian, konsumsi listrik pada 2 segmen besar lainnya, yaitu segmen bisnis dan segmen industri, masih mengalami penurunan.
Konsumsi listrik pada segmen bisnis misalnya tercatat mengalami kontraksi 9,5% yoy di kuartal I 2021, sementara konsumsi listrik segmen industri mengalami penurunan yang lebih kecil, yaitu sebesar 1,01% yoy di kuartal I 2021.