Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
Pertamina juga telah menyelesaikan pengadaan peralatan utama yang membutuhkan waktu lama untuk memastikan proyek ini berjalan sesuai target. Adapun, saat ini peralatan utama tersebut sedang dalam proses pembuatan atau manufacturing.
Fajriyah mengungkapkan, demi memastikan kelangsungan pembangunan kilang, pihaknya telah melaksanakan negosiasi dengan mitra bisnis dan investor yang diklaim terus berjalan dengan baik. Menurutnya, sejumlah MoU dan kesepakatan bisnis telah ditandatangani antara Pertamina dengan berbagai pihak, seperti ADNOC, Mubadala, Rosneft, K-Sure dan lain sebagainya.
"Termasuk negosiasi dengan Saudi Aramco juga masih terus berlanjut yang ditargetkan bisa selesai pada akhir April 2020," terang Fajriyah.
Baca Juga: Sejak WFH berlaku, penjualan BBM Pertamina Turun 16% tapi LPG naik
Sekedar informasi, Proyek RDMP Balongan, terbagi menjadi 3 fase. Pembangunan RDMP Balongan Fase 1, saat ini masih pada tahap Dual FEED Competition (DFC) dengan dua konsorsium yakni Konsorsium RRE (PT Rekayasa Industri, PT Rekayasa Engineering dan PT Enviromate Technology International) dan konsorsium JSW di antaranya JGC Indonesia, PT Synergy Engineering, dan PT Wijaya Karya. proses ini ditargetkan selesai pada Mei 2020.
Untuk Fase 2, saat ini sedang dilakukan studi kelayakan serta memulai Revamp Studi Unit ARDHM. Sementara untuk RDMP Balongan Fase 3 (New Refinery and Petchem Complex Jabar), studi kelayakan akan dilakukan bersama partner dan sedang dalam penetapan lokasi serta pengadaan lahan.
Progres RDMP Balongan Fase 3, saat ini sedang proses pengadaan lahan serta partnership dimana Pertamina dan ADNOC telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk pengembangan Kompleks Kilang Terintegrasi Petrokimia di Balongan, Jawa Barat.