kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Adanya Covid-19, Organda klaim omzet terjun hingga 100%


Senin, 06 April 2020 / 06:15 WIB
Adanya Covid-19, Organda klaim omzet terjun hingga 100%


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah Covid-19 mengharuskan adanya physical distancing diantara masyarakat guna memutus rantai penyebaran Covid-19. Dengan adanya kebijanan physical distancing lantaran adanya Covid-19 memberikan efek kepada industri transportasi terutama angkutan berpenumpang.

Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono menyebut untuk angkutan penumpang saat ini mengalami penurunan omzet sangat drastis. Penurunan disebut capai 75% sampai 100%.

Baca Juga: Gara-gara corona, angkot Mikrotrans sementara setop beroperasi

Penurunan omzet, itu sudah dialami sejak diumumkannya pasien positif Covid-19 diawal ditemukan virus tersebut di Indonesia. Ditambah dengan kebijakan physical distancing guna memutud rantai penyebaran membuat penurunan omzet angkutan penumpang semakin tinggi.

Ditambah ditutupnya tujuan wisata yang otomatis angkutan pariwisata juga ikut berhenti sementara. Kondisi yang hampir sama juga disebut Ateng terjadi bagi angkutan di perkotaan terutama Jabodetabek.

"Untuk angkot juga, baik di Jakarta dan kota lain, yang berjalan operasi 17% sampai 20%, dan omzet juga ikut turun pasti," jelas Ateng dalam diskusi daring yang digelar Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jakarta bersama Institut Studi Transportasi (INSTRAN) pada Minggu (5/4).

Tak ketinggalan Ateng juga menyampaikan angkutan barang dan logistik juga alami hal yang sama. Secara gradual Ateng menyebut penurunan omzet untuk angkutan barang dan logistik capai 50% sampai 60%.

Baca Juga: Imbas virus corona, kru bus AKAP bakal terima BLT

"Angkutan barang dan logistik, teman-teman di lapangan mengatakan 50 sampai 60%, dan barang-barang tertentu itu di lapangan faktanya sudah sulit didapatkan terutama obat-obatan," ungkapnya.

Ia menyebut pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan yang membantu para pengusaha industri transportasi dan pekerjanya ditengah pandemi yang gerogoti ekonomi saat ini.

Pekerja bagian operasional disebut Ateng paling merasakan dampak dari wabah saat ini.

Baca Juga: Bus AKAP dan AJAP dari Jabodetabek dilarang beroperasi mulai pukul 18.00 WIB hari ini

"Kami merasakan industri transportasi tanpa ditolong ini akan berat, recovery ini akan berat. Yang kami rasakan itu untuk seluruh awak kami yang berkaitan dengan operasional, jika tidak bekerja tidak digaji, mereka itu sungguh kasihan," tutur Ateng.

Ateng meyakini berbagai perusahaan dibidang transportasi tentu sudah melakukan back up, namun hal tersebut dirasa tidak akan berjalan panjang. Oleh karenanya kebijakan pemerintah membantu industri transportasi sangat ditunggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×