Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah virus corona diprediksi membuat konsumsi listrik sektor industri di China turun 1,5% atau setara 73 miliar kWh. Alhasil, sejumlah emiten batubara yang memiliki pasar ekspor ke China bakal terdampak.
Walau begitu, PT Adaro Energy Tbk mengaku belum merasakan dampak langsung dari wabah virus corona terhadap pengiriman batubara ke Negeri Tirai Bambu tersebut.
Head of Corporate Communication Division Adaro Energy Febriati Nadira mengayakan, untuk saat ini perusahaan yang memiliki kode saham ADRO itu memiliki pasar dari berbagai negara dengan portfolio pasar yang berimbang.
"Hal ini membuat kami memiliki fleksibilitas untuk melakukan peralihan (pasar) jika diperlukan," kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (26/2).
Baca Juga: Meneropong prospek saham tambang batubara 2020
Febriati menjelaskan, porsi penjualan batubara ADRO sebesar 71% menyasar pasar Asia Tenggara dan Asia Timur di luar China.
Pasar ekspor China, hanya 12% dari total penjualan. Kendati demikian, Febrianti menegaskan, Adaro Energy meyakini fundamental jangka panjang pasar batubara khususnya dengan potensi pertumbuhan sejumlah kawasan.
"Dari wilayah Asia Tenggara dan Asia Selatan seiring upaya mereka mengejar pembangunan ekonomi dan meningkatkan sektor ketenagalistrikan," lanjut Febriati.
Selain itu, ADRO juga tetap menaruh fokus pada pasar domestik. Febriati menuturkan, posisi ADRO pada sektor domestik tergolong kuat sehingga dapat menjadi alternatif bagi perusahaan.
Kontan.co.id mencatat, produksi batubara Adaro Energy sepanjang tahun 2019 mencapai 58,03 juta ton. Realisasi ini 7% lebih tinggi daripada tahun 2018.
"Produksi batubara tahun 2019 juga melampaui panduan 2019 yang ditetapkan sebesar 54 juta ton hingga 56 juta ton," kata Mahardika Putranto, Sekretaris Perusahaan Adaro Energy dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Senin (17/2).
Baca Juga: Saham Adaro Energy (ADRO) direkomendasikan beli, ini alasannya
Produksi batubara Adaro Energy ini terdiri atas produksi dari dari PT Adaro Indonesia (AI), Balangan Coal Companies dan Adaro MetCoal Companies (AMC).
Tahun ini, ADRO menargetkan produksi batubara mencapai 54 juta ton-58 juta ton. Sementara rasio nisbah kupas sebesar 4,30 kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News