kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Adaro Energy (ADRO) Terus Jajaki Kemungkinan Pengembangan Proyek Energi Terbarukan


Kamis, 26 Mei 2022 / 16:56 WIB
Adaro Energy (ADRO) Terus Jajaki Kemungkinan Pengembangan Proyek Energi Terbarukan


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) memastikan bakal terus menjajaki kemungkinan mengembangkan teknologi-teknologi ramah lingkungan dan berbagai proyek terkait energi terbarukan yang berkelanjutan. 

Head of Corporate Communication ADRO, Febriati Nadira mengatakan, Adaro Power terus berperan aktif dalam  proyek tenaga terbarukan untuk mendapatkan bauran energi yang seimbang dalam portofolionya. 

“Adaro Power terus mempelajari proyek-proyek tenaga terbarukan, misalnya biomassa, tenaga angin, dan panel surya, untuk mendiversifikasikan bauran energinya dan mendukung PLN melalui prakarsa proposal dan tender,” kata perempuan yang akrab dengan sapaan Ira itu kepada Kontan.co.id (26/5).

Baca Juga: Emiten Tambang Batubara Ramai-Ramai Garap Bisnis EBT, Intip Prospeknya

Adaro Power merupakan anak usaha ADRO. Lewat Adaro Power, ADRO telah membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Atap 130 kWp  di terminal khusus batubara Adaro di Kelanis. Pada perkembangan selanjutnya, ADRO juga telah menambahkan kapasitas 468 kWp PLTS dengan sistem terapung (floating)pada area kolam kantin di Kelanis.

Saat ini, listrik yang dihasilkan oleh PLTS di Kelanis digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di area operasional perusahaan. “PLTS terapung di Kelanis ini menjadi PLTS terapung terbesar di Indonesia untuk saat ini dengan estimasi produksi listrik sekitar 618 ribu kWh per tahun,” tutur Ira.

 

Inisiatif energi hijau ADRO tidak berhenti di proyek PLTS Kelanis. Ira memastikan, ADRO masih memiliki green initiative jangka panjang. Inisiatif tersebut diwujudkan antara lain dengan melakukan investasi untuk membangun smelter aluminium  guna mendukung program hilirisasi industri yang dicanangkan pemerintah.

“Melalui investasi ini, Adaro berharap dapat membantu mengurangi impor aluminium, memberikan proses dan nilai tambah terhadap alumina serta meningkatkan penerimaan pajak negara. Adaro juga berharap keberadaan industri aluminium di Kalimantan Utara ini dapat mendatangkan banyak investasi lanjutan dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat,” tandas Ira.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×