kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Adaro Negosiasi Batubara untuk PLTU Suralaya


Senin, 02 Maret 2009 / 09:40 WIB
Adaro Negosiasi Batubara untuk PLTU Suralaya


Reporter: Gentur Putro Jati |

JAKARTA. PT Adaro Indonesia tengah menegosiasikan penjualan batubara sebanyak 1 juta ton untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya dengan PT Indonesia Power.

Menurut Presiden Direktur Adaro Boy Garibaldi Thohir, sampai saat ini kedua perusahaan sedang menegosiasikan harga batubara berkalori 5.800 kCal sampai 5.900 kCal. Selain harga, jangka waktu pasokan juga menjadi pembahasan dalam menyusun kontrak penjualannya.

"Kita sih maunya long term, supaya ada kepastian untuk kedua belah pihak. Long term kita biasanya 3 tahun sampai 5 tahun," ujar Boy, akhir pekan lalu.

Ditambahkannya, kalau negosiasi berjalan mulus maka produsen batubara yang beroperasi di Kalimantan tersebut siap memasok PLTU Suralaya tahun ini juga. Boy menjelaskan bahwa sebetulnya untuk produksi batubara 2009 semuanya sudah terjual habis. "Tapi karena kepentingan dalam negeri saya coba push, kalau mau di tambah 1 juta ton kita masih bisa upayakan lah," kata Boy.

Sayangnya, Direktur Utama Indonesia Power Tonny Agus Mulyantono selaku operator PLTU Suralaya masih enggan berkomentar banyak mengenai jalannya negosiasi. "Belum selesai, masih dalam tahap evaluasi," ujarnya melalui pesan singkat.

Asal tahu saja, Adaro menargetkan produksi batubara 2009 bisa menembus jumlah 42 juta ton sampai 45 juta ton, tergantung cuaca yang sangat mempengaruhi produksi batubara. Target produksi 2009 meningkat dibandingkan realisasi produksi tahun sebelumnya sebanyak 38,5 juta ton. Batubara sebanyak itu 30% dialokasikan untuk pembeli di dalam negeri sementara 70% lainnya sudah dipesan oleh 40 pembeli di 18 negara.

Atas dasar itulah, Boy mengingatkan akan sangat sulit bagi perusahaan untuk memenuhi permintaan batubara secara spot tahun ini. Seperti yang terjadi November tahun lalu, ketika PLTU Suralaya tiba-tiba ngadat karena tidak memiliki stok batubara yang mencukupi. Waktu itu, empat produsen memasok batubara untuk PLTU Suralaya demi menjamin ketersediaan stok selama 31 hari. Adaro memasok 220.000 ton dengan harga Rp 910.000 per ton, PT Kideco Jaya Agung memasok 120.000 ton dengan harga Rp 903.000 per ton, PT Berau Coal sebanyak 240.000 ton dengan harga Rp 950.000 per ton, serta PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PT BA) sebanyak 1 juta ton dengan harga Rp 880.000 per ton.

"Yang sulit kalau minta tambahan baru. Karena kita sudah committed untuk pelanggan kita. Kita mesti lihat-lihat takutnya nggak cukup produksinya. Karena ada batas juga untuk peningkatan produksi," kata Boy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×