kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ADB biayai proyek panas bumi Supreme Energy


Kamis, 06 November 2014 / 21:35 WIB
ADB biayai proyek panas bumi Supreme Energy
ILUSTRASI. Gambar Kartu Ucapan Hari Raya Waisak.


Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Supreme Energy melalui anak usahanya PT Supreme Energy Rantau Dedap mendapatkan pinjaman sebesar US$ 50 juta dari Asian Development Bank (ADB) untuk pengembangan panas bumi di salah satu konsesi milik perusahaan di Rantau Dedap, Muara Enim, Sumatera Selatan.

Direktur Utama PT Supreme Energy Triharyo Indrawan Susilo mengatakan pinjaman ini merupakan untuk pertama kalinya dalam sejarah sebuah bank mau menginvestasikan dananya dalam bentuk pinjaman untuk kegiatan eksplorasi panas bumi. "Dan itu terjadi di Rantau Dedap,"ujar Triharyo, Kamis (6/11).

Menurut dia, investasi awal untuk pengembangan energi panas bumi membutuhkan ekuitas yang  sangat besar. Hal ini berbeda dengan investasi untuk energi baru dan terbarukan lainnya seperti hidro power, solar cell, maupun angin.

"Ini seperti migas atau tambang . Ekuitas awal untuk 100 MW cadangan , kita harus keluarkan dana US$ 100 juta. Kalau 200 MW kita keluarkan US$ 200 juta,"tegas dia.

Karena itu dirinya sangat bersyukur Asian Development Bank mau memberikan pinjaman untuk biaya eksplorasi awal sebesar US$ 50 juta ini. Meski demikian, Triharyo enggan mengungkap besaran bunga dan jangka waktu pinjaman ini. " Itu masih rahasia kami ya," ujarnya.

Investment Specialist at Private Sector Operation Department Asian Development Bank Lazeena Rahman mengatakan dana yang disalurkan oleh banknya berasal dari Clean Technology Fund.

Clean Technology Fund merupakan dana sebesar US$ 5 miliar yang dikumpulkan dari negara-negara donor seperti Amerika Serikat, Jerman, Kanada dan lain-lain untuk mengembangkan energi baru terbarukan dengan bunga pinjaman yang murah.

Sekitar US$ 400 juta dari Clean Technology Fund itu dialokasikan untuk Indonesia. Dari dana tersebut, sekitar US$ 150 juta digunakan untuk membiayai geothermal. "Nah US$ 50 juta disalurkan untuk proyek Rantau Dedap," jelas dia.

Direktur Asian Development Bank Christopher Thieme mengatakan banknya mau menginvestasikan dana untuk proyek Rantau Dedap ini karena memang berkomitmen pada pengembangan renewable energy. Selain itu, banknya juga percaya dengan kemampuan tiga perusahaan ini, yaitu Supreme Energy,GDF, dan Marubeni. 

Sekedar mengingatkan, Supreme Energy  memiliki wilayah kerja panas bumi di Rantau Dedap, Muara Enim, provinsi Sumatra Selatan yang dimenangkan pada tahun 2010 bersama perusahaan Prancis GDF Suez, dan Marubeni Corporation.

Rencananya perusahaan akan membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 240 MW untuk menyediakan listrik bagi kurang lebih 490.000 rumah tangga dengan nilai investasi total sebesar US$ 900 juta. Proyek ini merupakan bagian dari program percepatan pembangunan listrik 10.000 MW tahap II atau FTP II yang dicanangkan oleh pemerintah.

Saat ini, kata Triharyo, perusahaannya sudah membangun infrastruktur jalan sepanjang 40 kilo meter dan membuka banyak sekali well pad atau tempat pengeboran. Perusahaan juga sudah melakukan pengeboran eksplorasi pada tiga sumur. Sumur eksplorasi yang keempat sedang
di Rantau Dedap sedang dibor saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×