Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) yakin program Gerakan Nasional Satu Juta Surya Atap (GNSSA) akan semakin sukses di masa mendatang.
Ketua AESI Andhika Prastawa menyampaikan, saat program GNSSA pertama kali dilaksanakan pada 2017 lalu, jumlah pemanfaatan panel surya atap di Indonesia baru di kisaran 700 kilowatt (KW).
Namun, berdasarkan data PLN per Desember 2019 lalu, pemanfaatan panel surya atap di Indonesia telah mencapai 6.400 megawatt (MW).
"Jumlahnya memang masih kecil kalau dibandingkan energi lainnya. Tapi akselerasi panel surya atap ini meningkat berkali-kali lipat dalam waktu singkat," ungkapnya, Rabu (5/2).
Hal ini menandakan kesadaran masyarakat dalam menggunakan listrik dari energi baru terbarukan (EBT) semakin meningkat.
Baca Juga: Perpres tarif energi baru terbarukan rampung semester I tahun ini
Ke depan, AESI akan terus melakukan sosialisasi secara menyeluruh kepada masyarakat terkait pemanfaatan panel surya atap. Pelatihan, pameran, hingga seminar juga akan dilakukan oleh AESI untuk mendorong penetrasi penggunaan panel surya atap, baik di level industri maupun rumah tangga.
Andhika juga menyambut baik rencana penerbitan Perpres Feed in Tariff (FiT) EBT yang ditargetkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan rampung di semester pertama tahun ini.
Ia mengaku, telah memberikan masukan terkait tarif penjualan listrik dari panel surya baik kepada pemerintah, PLN, maupun pelaku usaha lainnya. "Kami sudah beri masukan untuk harga jual listrik yang bisa mengakomodasi berbagai pihak terkait," terangnya.
Secara langsung maupun tidak langsung, adanya kepastian harga berkat Perpres tersebut, Andhika percaya investasi serta penggunaan panel surya atap di Indonesia akan semakin meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News