Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsumsi langsung gula kristal putih (GKP) nasional diperkirakan naik pada tahun ini.
Senior Advisor Asosiasi Gula Indonesia (AGI), Adig Suwandi memproyeksi, konsumsi langsung GKP nasional akan mencapai sekitar 2,9 juta ton di tahun 2022. Proyeksi ini didasarkan asumsi konsumsi langsung GKP sekitar 10,6 kilogram per kapita per tahun. “10,6 kilogram itu sudah angka rendah,” ujar Adig kepada Kontan.co.id (27/1).
Angka proyeksi konsumsi 2,9 juta ton ini lebih besar dibanding estimasi Adig atas konsumsi langsung GKP nasional di tahun 2021 lalu yang ditaksir sekitar 2,82 juta. Untuk itu, ia menilai bahwa importasi gula masih dibutuhkan untuk mengantisipasi kenaikan kebutuhan konsumsi. Terlebih, angka konsumsi gula kristal putih di dalam negeri juga masih lebih tinggi dibanding angka produksi nasional.
Baca Juga: PTPN Akan Memisahkan Pabrik Gula, Begini Kata Pengamat
Meski begitu, Adig menilai bahwa importasi GKP perlu dilakukan pada waktu yang tepat, serta dengan memperhatikan posisi ketersediaan stok gula pada akhir Desember 2021 lalu.
“(Kebutuhan impor) sangat tergantung pada neraca per 31 Desember (2021) bagaimana, kemudian antisipasi hari raya bagaimana, tapi intinya impor masih diperlukan, tapi harus tepat waktu karena kalau tidak tepat waktu dan jumlahnya berlebihan, bisa mendestrkusi harga (di tingkat) petani,” ujar Adig.
Klaim Adig soal ketimpangan antara produksi dan konsumsi GKP nasional sejalan dengan data produksi-konsumsi GKP nasional yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik dari berbagai sumber. Hal ini tercermin misalnya pada angka produksi dan konsumsi GKP tahun 2020.
Mengutip Laporan Distribusi Perdagangan Komoditas Gula Pasir 2021 yang dirilis BPS, produksi gula kristal putih nasional pada tahun 2020 lalu tercatat sebesar 2.130.719 ton. Sebanyak 1.165.000 ton di antaranya dihasilkan oleh pabrik gula swasta, sedang 966.000 ton sisanya berasal dari pabrik gula BUMN.