kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.350.000   -4.000   -0,17%
  • USD/IDR 16.665   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.272   -2,63   -0,03%
  • KOMPAS100 1.147   -2,68   -0,23%
  • LQ45 828   0,00   0,00%
  • ISSI 290   -1,26   -0,43%
  • IDX30 434   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 499   3,67   0,74%
  • IDX80 127   -0,55   -0,43%
  • IDXV30 136   -0,78   -0,57%
  • IDXQ30 138   0,41   0,30%

AI dan Keberlanjutan Jadi Fokus Sustainability Practitioner Conference (SPC) ke-10


Sabtu, 25 Oktober 2025 / 15:33 WIB
AI dan Keberlanjutan Jadi Fokus Sustainability Practitioner Conference (SPC) ke-10
ILUSTRASI. Head of Smart City and Community Innovation Center ITB, Prof. Suhono Harso Supangkat saat ajang tahunan Sustainability Practitioner Conference (SPC)


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Mengusung tema “Sustainability in the Age of Artificial Intelligence (AI)”, Institute of Certified Sustainability Practitioners (ICSP) bersama National Center for Corporate Reporting (NCCR) kembali menggelar ajang tahunan Sustainability Practitioner Conference (SPC).

Tahun ini menjadi penyelenggaraan ke-10, yang digelar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya, Malang, Kamis (23/10/2025) lalu.

Baca Juga: Telkomsat dan Kemenkes Kembangkan Layanan Telehealth Berbasis AI

Konferensi ini mengajak peserta mengeksplorasi strategi pemanfaatan teknologi digital, khususnya kecerdasan buatan (AI), untuk mencapai keseimbangan antara inovasi, efisiensi, serta tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Direktur Eksekutif NCCR Ali Darwin menjelaskan, fungsi AI kini bergeser dari sekadar alat efisiensi menjadi solusi aktif bagi tantangan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

“Dengan kemampuannya mengolah miliaran data global, AI membantu kita menemukan cara paling efisien untuk menghemat energi, menekan jejak karbon, hingga memproyeksikan perubahan iklim dan mengantisipasi risiko sebelum bencana terjadi,” ujarnya melalui keterangan resminya.

Ali menegaskan bahwa kemajuan digital dan AI menjadi dua kekuatan besar pembentuk masa depan ekonomi global, namun tetap harus diimbangi dengan tanggung jawab etis dan ekologis.

Baca Juga: Perkuat Ekosistem AI, Lintasarta Umumkan 10 Startup Terbaik Semesta AI 2025

“Teknologi hanyalah sebaik nilai-nilai yang menuntunnya. Dengan pendekatan berkelanjutan, AI dapat menjadi motor penggerak ekonomi hijau dan pembangunan yang lebih adil,” katanya.

Dari sisi pemerintah, Koordinator Ekosistem dan Ruang Digital Bappenas, Andreas Bondan Satriadi, menyoroti potensi besar AI terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Pemanfaatan AI diperkirakan dapat memberi kontribusi hingga US$366 miliar terhadap PDB Indonesia pada 2030. Ini menunjukkan bahwa AI bukan lagi teknologi masa depan, melainkan bagian integral dari strategi pertumbuhan ekonomi nasional,” jelasnya.

Ia menambahkan, penguatan ekosistem AI di Indonesia telah diatur melalui Strategi Nasional Kecerdasan Buatan 2020–2045 serta Surat Edaran Menkominfo No. 9/2023 tentang Etika Kecerdasan Buatan.

Pemerintah juga tengah menyusun Peta Jalan Kecerdasan Buatan Indonesia (Indonesia’s AI Roadmap).

Baca Juga: Teknologi AI Bantu Pertamina Tekan Penurunan Produksi Migas di Blok Rokan

Sementara itu, Head of Smart City and Community Innovation Center ITB, Prof. Suhono Harso Supangkat, menjelaskan bahwa penerapan AI dalam konsep kota kognitif (cognitive city) akan membawa evolusi dari sekadar smart city menuju kota yang mampu belajar dan mengambil keputusan secara dinamis.

“Kota kognitif tidak hanya efisien, tetapi juga adaptif dan berkesadaran—menggunakan AI untuk memahami dan menyesuaikan kebutuhan warganya,” ujar Suhono.

Dari sektor industri, Senior Vice President of Business and Service Delivery PT Sinergi Informatika Semen Indonesia, Fachlul Infithar, menilai AI memiliki peran penting dalam mendukung transformasi bisnis berkelanjutan.

Ia menjelaskan empat elemen utama penerapannya: efisiensi energi dan proses, prediksi emisi serta konsumsi sumber daya, optimalisasi rantai pasok, dan pemanfaatan data untuk pengambilan keputusan.

Baca Juga: Think Policy: Indonesia di Titik Kritis Tata Kelola AI, Perlu Kebijakan yang Adaptif

Ketua Dewan Pengurus ICSP Prof. Dr. Sylvia Veronica N.P. Siregar menambahkan bahwa AI dapat menjadi katalis penting dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs).

“AI memungkinkan pemantauan emisi secara real-time, pengoptimalan rantai pasok, serta analisis data sosial-lingkungan dalam skala besar. Teknologi ini membantu bisnis mengantisipasi risiko iklim, pemerintah merancang kebijakan cerdas, dan akademisi mempercepat penelitian berdampak nyata,” tutur Sylvia.

Konferensi SPC ke-10 ini menegaskan bahwa AI bukan hanya simbol kemajuan teknologi, tetapi juga mitra strategis dalam perjalanan menuju transformasi keberlanjutan.

Acara ini terselenggara berkat kolaborasi ICSP, NCCR, FEB Universitas Brawijaya, serta dukungan dari PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim).

Selanjutnya: Panduan Aktivasi m-BCA Terblokir: Cepat Tanpa ke Cabang

Menarik Dibaca: 6 Film Misteri Netflix untuk Halloween yang Bikin Merinding

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×